Friday, June 26, 2020

Beruntung atau Prestasi (2)


Setelah aku menceritakan keberuntungan atau prestasiku di versi sekolah ternyata keberuntungan atau prestasiku berlanjut di jenjang perkuliahan, baik kita mulai dari hal perjuangan menuju kuliah yang penuh dengan lika liku,
            Bagi yang lulusan sekolah menengah atas tahun 2013 pasti tahu yang Namanya SNMPTN kepanjangan dari Seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri, artinya kita tidak perlu mengikuti tes tulis, itulah bedanya snmptn dari tahun sebelumnya. Bagi saya sistem SNMPTN tahun 2013 hanyalah keberuntungan atau untung untungan bisa langsung masuk kampus tanpa tes, jadi snmptn menggunakan nilai raport yang menjadi rujukan panitia seleksi nasional untuk menyatakan lolos, dan ternyata dulu saya belum punya wawasan untuk memilih jurusan yang yang sepi peminat atau hitung hitungan passing grade, nah dari situ pula banyak yang protes, ketika anak yang tidak begitu menonjol banyak yang lulus melalui jalur snmptn ini, bahkan guru-guru banyak yang heran, rangking 1 pun tidak lulus, dan dari sanalah ditahun berikutnya sIstem ini diperketat, dan kampus-kampus mulai membatasi penerimaan lewat jalur undangan snmptn, oke lanjut setelah gagal dI snmptn saya terus berusaha dan mencoba di jalur SBMPTN atau seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri atau tes tulis, dan artinya harus tes keluar kota, karena saya dari pelosok, apa mau dibilang mungkin bukan rejekinya saya gagal lagi untuk masuk di perguruan tinggi favorit yang saya inginkan

selain itu saya juga daftar di jalur seleksi perguruan tinggi islam negeri nasional, jadi setiap seleksi selalu terdapat 2 pilihan kampus dengan masing-masing 2 prodi di setiap kampus, nah disini saya tidak diterima di pilihan pertama dan keterima di kampus pilihan kedua, karena saya tidak minat dengan kampus tersebut saya mencoba lagi di seleksi nasional perguruan tinggi islam negeri jalur tes tulis, dan hasilnya sama dengan hasil yang pertama, diterima di kampus pilihan kedua namun tidak saya ambil, dari sini mulai ada rasa frustasi walaupun masih ada kesempatan di tes mandiri yang mungkin dikenal orang saat itu harus punya uang banyak,
saat itu sudah memasuki bulan Ramadhan, sudah hal umrah ketika teman-teman mengadakan acara buka Bersama. Jujur saja ketika teman-teman membicarakan kampus barunya bagi yang sudah lulus di tes undangan dan tes tulis saya minder karena saya masih terkatung-katung entah kuliah dimana, ketika saya menghindari obrolan-obrolan sekitar itu eh malah ada yang nanyain hhmm kampret. Mulai ada arahan dari orang tua yaitu buat apa kuliah jauh-jauh tapi kuliah di swasta. Tapi saya tetap bersikukuh akan di terima di kampus negeri favorit, nah setelah itu saya ikut seleksi mandiri saat itu masih bulan Ramadhan saya masih ingat saat itu ada agenda buka Bersama dan teman-teman banyak yang menanyakan saya dmn, ya saya bilang

No comments:

Post a Comment