Buku ini banyak menceritakan tentang perkembangan keyakinan akan tuhan yang dimulai sejak peradaban Nabi Ibrahim serta nantinya kaum Bani Israil. Bagi orang yang awam sejarah dan minim literasi, buku ini akan sangat sulit di pahami. Bangsa israel sendiri dikenal sebagai bangsa pendusta tidak hanya dalam islam tapi juga oleh kristen sehingga bangsa israel modern dibenci dan banyak mendapat perlakuan dikriminatif. Buku ini di awal-awal menjelaskan tentang problematika kaum yahudi yang terkenal dengan sifat-sifatnya dalam mengingkari tuhan. The Messias yang ditunggu kaum yahudi seperti yang terdapat dalam ajarannya yang ditugaskan akan menyempurnakan agama, namun mengingkari karena nabi terakhir itu tidak terlahir dari bangsa mereka, mereka menolak nabi Isa dan Muhammad. Inkonsistensi terhadap keimanan, saat bangsa Israel diselamatkan Nabi Musa dan menyembah tuhan Yahweh bagaimana mereka menyebut Allah.
Dalam yahudi nama tuhan Begitu sakralnya sampai-sampai menyebut namanya adalah suatu hal yang berdosa, sehingga Yahweh Di Analogikan dengan YHWH atau dengan sinonim Shekinah. Kaum Yahudi kembali menyembah patung-patung, Hal ini dijelaskan dalam ajaran yang terdapat dalam islam saat Nabi Musa pergi ke gunung. Yahudi dibenci karena menganggap dirinya adalah kaum pilihan, namun mereka yang mencibir juga sama halnya dengan kaum yahudi karena melakukan kesalahan dengan menghasut dan menyebar kebencian terhadap kaum yahudi, kristen juga melakukan pembenaran dalam perang salib saat melawan yahudi dan muslim.Dalam bab lain
buku ini juga mengulas agama Buddha. Konsep Nirvana yang secara harfiah berarti
padam atau usai, dideskripsikan sebagai realitas tertinggi. Nirvana ibarat kata
sesuatu yang dilarang untuk didiskusikan, manusia seperti tidak pantas dan
berada diluar jangkauan logika manusia. Buddha membawa ajaran tentang
menyelamatkan diri sendiri, apa yang akhirnya disebut Karma. Nirvana Seperti
dalam ajaran islam. Kita boleh memikirkan apa saja ciptaan tuhan, namun tidak
boleh memikirkan tuhan diciptakan oleh apa, karena hal tersebut sesuatu yang
sia-sia
Suatu yang
aneh menurut saya, semakin lama membaca saya menumukan persolaan agama yahudi
dan kristen dari segi pandang islam,
ketika Agama Yahudi dan kristen ditinggalkan sosok Nabinya, terjadi
pergolakan diantara kaumnya, ada yang kembali ke masa sebelum nabi itu datang
adapula yang bingung harus dikemanakan ajaran tersebut, terlebih terjadinya penyimpangan
dari pengikut terakhir dengan mengubah mushaf mushaf asli, serta tidak adanya
para penghafal mushaf-mushaf asli
Ada tiga tipe
golongan yang bisa dijabarkan dari buku ini dalam agama kristen, satu yang
menganggap Yesus adalah Anak Tuhan, dua menganggap Yesus adalah penjelmaan Tuhan
dari tuhan Allah yang turun ke bumi, ketiga ada seorang tokoh yang bernama
Arius yg menganggap bahwa Yesus adalah manusia biasa yg meiliki kelebihan yang
diberikan oleh Allah. Ada juga ahli kitab sejak dari bangsa Yahudi dan Israel
yg kemudian mempelajari Injil bahwa yesus adalah Al Masih, juru selamat yang
sebelumnya sudah diramalkan kedatangannya di kalangan bangsa Israel dan
meyakini bahwa Isa tidak benar-benar mati tersalib. Dari pandangan Al Quran
benar bahwasanya Isa atau Yesus adalah juru selamat di akhir zaman dan belum wafat
hingga kini karena diangkat ke langit
Doktrin bahwa
manusia terlahir dengan memikul dosa warisan Adam, ternyata tidak di anut dalam
kepercayaan Yahudi, Kristen Ortodoks serta Islam. Terdapat pula Keutamaan hari
dalam tiga agama monoteis ini dan berurutan yaitu hari Jumat merupakan hari
besar dalam agama Islam, Hari sabtu hari
besar bagi kaum Yahudi dan hari Minggu bagi kaum Kristen. Keutamaan ini adalah
hari dimana hari keutamaan untuk beribadat. Kitab kaum Yahudi dan kitab Islam sama
halnya ketika membantah kaum Paganisme, bahwa patung yang disembah itu, tidak
bisa melakukan apa-apa, tidak membuat perubahan pada diri sendiri
Bab lain
membahas Suku-suku Arab dikenal sebagai suku barbar dikalangan kaum Yahudi dan Kristen
sebelum kedatangan Nabi Muhammad, hal itu menjadi olok-olok karena bangsa Arab
masih menjadi paganisme, yang membuat peradabannya tertinggal jauh dari Yahudi dan
Kristen, blm pernah di utus seorang nabi kepada bangsa Arab. Al quran mempunyai
keistimewaan dari agama monoteisme lainnya, susunan kalimat yang dianggap oleh
para penyair ahli sebagai kalimat paling indah, ditambah kesakralan Bahasa Arab
yang sukar dipelajari oleh orang barat, membuat Al Quran semakin sakral.
Dalam buku ini
juga membahas masa setelah era nabi Muhammad, membahas pemikir-pemikir islam yang
memperdebatkan tentang, Sains, Rasionalitas dan Filsafat, tokoh seperti Al Farobi,
tokoh yang ahli dibidang Kedokteran, Musikus Dan Mistikus. Alfarabi memandang
bahwa filsafat adalah cara yang lebih unggul untuk memahami kebenaran yang
telah di ekspresikan kepada nabi secara metaforis dan puitis untuk menarik
perhatian orang banyak. Kitab Al Isyarat Ibn Sina, mengkritik cara
pendekatan dengan rasional terhadap Tuhan, lalu mengembangkan filsafat timurnya
dalam Al Hikmah Al Masyiriqiyyah. Al Ghazali dalam proses pencarian dan
pembuktian Tuhan, menyimpulkan bahwa tak mungkin membuktikan tuhan secara
rasional. dia sendiri pernah dilanda kecemasan karena tidak bisa memecahkan
bagaimana menjelaskan eksistensi tuhan, sampai dia memutuskan meninggalkan
jabatannya sebagai akademisi di lembaga pendidikan dan akhirnya menempuh jalur
sufisme. Pemikir-pemikir zaman dulu dan filsuf-filsuf yang berupaya
menerjemahkan tuhan tidak hanya ada pada satu agama, namun hampir di setiap
agama selalu ada pemikir bagaimana menafsirkan tuhan secara rasional
Perdebatan
lain terjadi Karena Tuhan ini telah terlanjur secara khusus dikenal sebagai
berjenis “laki-laki”, dan dalam bahasa Inggris kaum monoteis lazim merujuk
kepada-Nya dengan kata ganti “he”. Pada masa sekarang, kaum feminis dengan
sangat sadar menaruh keberatan terhadap hal ini. Penggunaan kata ganti maskulin
untuk Tuhan ini menimbulkan persoalan dalam sebagian bahasa bergender. Akan
tetapi, dalam bahasa Yahudi, Arab, dan Perancis, gender gramatikal memberikan
nada dan dialektika seksual terhadap diskursus teologis, yang justru dapat
memberikan keseimbangan yang sering tidak terdapat di dalam bahasa Inggris.
Misalnya, kata Arab Allah (nama tertinggi bagi Tuhan) adalah maskulin secara
gramatikal, tetapi kata untuk esensi Tuhan yang ilahiah dan tak terjangkau –
al-Dzat – adalah feminin. Sama halnya juga menentang kenapa nabi dan rasul
selalu laki-laki
No comments:
Post a Comment