Monday, April 5, 2021

BUDAYA KERJA

 

Belakangan ini saya jadi tahu bagaimana kebiasaan orang-orang kerja. Pada awalnya saya tidak sengaja melihat drama Korea terlepas dari budaya orang timur yaitu negara Jepang, Korea maupun Tiongkok, budaya kerjanya sangat keras dan etos kerja yang jelas. Saya melihat di mana para pekerja datang pagi-pagi dan selalu pulang malam, kadang kalau semisal di ajak rekan kerja dan untuk melepas penat masih pergi untuk sekadar minum-minum dan baru sampai ke rumahnya  tengah malam, akan tetapi hebatnya mereka itu masih bisa bekerja di pagi hari tepat waktu, yang kemungkinan semua orang yang bekerja di Indonesia belum tentu mampu menerapkan etos kerja disiplin. Namun itu hanya perspektif saya khususnya dan bisa saja karena saya mungkin baru masuk ke dunia kerja saya juga agak kaget melihat kebiasaan yang seperti itu, siklus pekerjaan tiada henti dengan rutinitas yang membosankan. Terdapat sebuah kalimat yang membuat saya tersadar yang saya dapat ketika menyaksikan drama korea tersebut. Yaitu, pekerjaan rutinitas tidak akan ada habisnya, merek orang timur juga berpikir rasional, yaitu jangan memaksakan mengerjakan pekerjaan besok di hari ini, karena jika pekerjaan besok selesai, akan ada kerjaan baru buat kita, yang membedakan mungkin dalam bentuk prestasi, bisa saja dilakukan di hari-hari teertentu, karena jika hal itu dilakukan terus-menerus dampak buruknyalah yang akan menghilangkan segala kerja keras kita. Semisal kesehatan terganggu dan stress melanda

Suatu ketika dosen saya di Sarjana dulu, menuturkan contoh etos kerja  orang timur dengan budaya di Indonesia. Jika terdapat Perusahaan yang sedang krisis, maka para pekerjanya akan rela jika ada pengurangan gaji dan tunjangan, hal itu karena menyangkut masa depan pekerja juga, apalagi sudah pasti berkeluarga semua, jika sebuah perusahaan mempunyai 1000 pekerja dan perusahaan tersebut tidak terselamatkan maka, akan ada 3000 orang yang akan kelaparan, dengan asumsi satu pekerja memiliki satu istri dan satu anak, loyalitas tinggi. Hal yang berbeda ketika itu di Indonesia, ketika sebuah perusahaan krisis diambang pailit, maka para komponen yang ada di dalamnya buru-buru menyelamatkan aset mereka, seperti modal. Dosen saya mencontohkan si manajer akan melirik mobil perusahaan yang akan dibawa agar haknya yang belum terbayar bisa digantikan oleh mobil, lanjut ke bawah dimana para pekerja melihat AC yang bisa di ambil dan sebagai pengganti haknya pula yang belum di bayarkan. Itulah paparan dan contoh oleh dosen saya. Kita tidak berusaha untuk menyelamatkan namun mempercepat kebangkrutan, hal ini menyangkut loyalitas pekerja dan segera berpikir untuk mencari tempat kerja baru

Perserikatan Buruh

Tentang pandangansaya tentang buruh, karena saya juga merasakan menjadi pegawai bagaimana revlusi industri di eropa abad 19 dan kenapa terbentuk semcam perserikatan buruh ,karena buruh pada saat itu tidak punya banyak pilihan antara bekerja dan mendapat uang atau tidak sama sekali, para pemimpin perusahaan tidak memikirkan masa dean buruh, dalam artian tidak memberikan ruang bagi buruh untuk berkembang, jika sudah begitu maka, profesi buruh akan tetap buruh sampai kapanpun, tidak akan pernah bisa menjadi seorang bos perusahaan, maka dari itu kata-kata yang selalu saya ingat dalam dunia kerja adalah. “Jika suatu tempat sudah tidak memberimu hal untuk berkembang maka sudah waktunya untuk pergi, atau terjebak dalam rutinitas semu”

Persaingan Perusahaan

Persaingan perusahaan sekarang sudah bukan lagi cara konvensional seperti pengiklanan melalui media cetak dan media televisi yang sangat mahal belakangan perusahaan perusahaan startup tidak lagi menggunakan cara seperti itu tapi menggunakan iklan digital yang jauh lebih murah dari iklan konvensional dengan begitu mereka menghemat total cost sebuah produk sehingga bisa menurunkan harga produk dibawah harga pasaran atau kompetitor yang sudah lama bermain dan menguasai pasar. Kita ambil contoh Coca-Cola perusahaan legendaris yang kita kenal sejak dulu. Sedikitnya media informasi mengharuskan perusahaan mengiklan di TV atau media cetak agar menjangkau wilayah yang luas. Namun sekarang dengan teknologi informasi yang menjamur sangat mudah orang mengetahui munculnya produk baru, bahkan zaman sekarang berkembang suatu konsep marketing baru, yaitu membuat orang lah yang mencari tahu produk itu sendiri, dengan membuat penasaran, mana yang berkualitas dan murah sehingga perusahaan ibarat tidak perlu beriklan

Opini ini saya bangun dari berbagai refrensi baik itu dari film-film Indonesia yang menampilkan suatu pekerjaan Berangkat pagi pulang malam terus saya juga melihat di kartun-kartun yang saya suka dulu seperti Doraemon di mana bapaknya bekerja Berangkat Pagi Pulang Malam sama halnya dengan komik Shinchan ayahnya juga Berangkat Pagi Pulang Malam dan hanya punya waktu untuk keluarga itu di hari Minggu. Semoga Slogan “Kerja Kerja Kerja !” tidak hanya menjadi slogan saja namun bisa di terapkan oleh semua pihak terkait

 

 

No comments:

Post a Comment