Belakangan ini saya jadi tahu bagaimana kebiasaan orang-orang kerja. Pada awalnya saya tidak sengaja melihat drama Korea terlepas dari budaya orang timur yaitu negara Jepang, Korea maupun Tiongkok, budaya kerjanya sangat keras dan etos kerja yang jelas. Saya melihat di mana para pekerja datang pagi-pagi dan selalu pulang malam, kadang kalau semisal di ajak rekan kerja dan untuk melepas penat masih pergi untuk sekadar minum-minum dan baru sampai ke rumahnya tengah malam, akan tetapi hebatnya mereka itu masih bisa bekerja di pagi hari tepat waktu, yang kemungkinan semua orang yang bekerja di Indonesia belum tentu mampu menerapkan etos kerja disiplin. Namun itu hanya perspektif saya khususnya dan bisa saja karena saya mungkin baru masuk ke dunia kerja saya juga agak kaget melihat kebiasaan yang seperti itu, siklus pekerjaan tiada henti dengan rutinitas yang membosankan. Terdapat sebuah kalimat yang membuat saya tersadar yang saya dapat ketika menyaksikan drama korea tersebut. Yaitu, pekerjaan rutinitas tidak akan ada habisnya, merek orang timur juga berpikir rasional, yaitu jangan memaksakan mengerjakan pekerjaan besok di hari ini, karena jika pekerjaan besok selesai, akan ada kerjaan baru buat kita, yang membedakan mungkin dalam bentuk prestasi, bisa saja dilakukan di hari-hari teertentu, karena jika hal itu dilakukan terus-menerus dampak buruknyalah yang akan menghilangkan segala kerja keras kita. Semisal kesehatan terganggu dan stress melanda
Suatu ketika dosen saya di Sarjana
dulu, menuturkan contoh etos kerja orang
timur dengan budaya di Indonesia. Jika terdapat Perusahaan yang sedang krisis,
maka para pekerjanya akan rela jika ada pengurangan gaji dan tunjangan, hal itu
karena menyangkut masa depan pekerja juga, apalagi sudah pasti berkeluarga
semua, jika sebuah perusahaan mempunyai 1000 pekerja dan perusahaan tersebut
tidak terselamatkan maka, akan ada 3000 orang yang akan kelaparan, dengan
asumsi satu pekerja memiliki satu istri dan satu anak, loyalitas tinggi. Hal
yang berbeda ketika itu di Indonesia, ketika sebuah perusahaan krisis diambang
pailit, maka para komponen yang ada di dalamnya buru-buru menyelamatkan aset
mereka, seperti modal. Dosen saya mencontohkan si manajer akan melirik mobil
perusahaan yang akan dibawa agar haknya yang belum terbayar bisa digantikan
oleh mobil, lanjut ke bawah dimana para pekerja melihat AC yang bisa di ambil
dan sebagai pengganti haknya pula yang belum di bayarkan. Itulah paparan dan
contoh oleh dosen saya. Kita tidak berusaha untuk menyelamatkan namun
mempercepat kebangkrutan, hal ini menyangkut loyalitas pekerja dan segera
berpikir untuk mencari tempat kerja baru
Perserikatan Buruh
Tentang pandangansaya tentang buruh, karena
saya juga merasakan menjadi pegawai bagaimana revlusi industri di eropa abad 19
dan kenapa terbentuk semcam perserikatan buruh ,karena buruh pada saat itu
tidak punya banyak pilihan antara bekerja dan mendapat uang atau tidak sama
sekali, para pemimpin perusahaan tidak memikirkan masa dean buruh, dalam artian
tidak memberikan ruang bagi buruh untuk berkembang, jika sudah begitu maka,
profesi buruh akan tetap buruh sampai kapanpun, tidak akan pernah bisa menjadi
seorang bos perusahaan, maka dari itu kata-kata yang selalu saya ingat dalam
dunia kerja adalah. “Jika suatu tempat sudah tidak memberimu hal untuk
berkembang maka sudah waktunya untuk pergi, atau terjebak dalam rutinitas semu”
Persaingan Perusahaan
Persaingan perusahaan sekarang
sudah bukan lagi cara konvensional seperti pengiklanan melalui media cetak dan
media televisi yang sangat mahal belakangan perusahaan perusahaan startup tidak
lagi menggunakan cara seperti itu tapi menggunakan iklan digital yang jauh
lebih murah dari iklan konvensional dengan begitu mereka menghemat total
cost sebuah produk sehingga bisa menurunkan harga produk dibawah harga
pasaran atau kompetitor yang sudah lama bermain dan menguasai pasar. Kita ambil
contoh Coca-Cola perusahaan legendaris yang kita kenal sejak dulu. Sedikitnya
media informasi mengharuskan perusahaan mengiklan di TV atau media cetak agar
menjangkau wilayah yang luas. Namun sekarang dengan teknologi informasi yang
menjamur sangat mudah orang mengetahui munculnya produk baru, bahkan zaman
sekarang berkembang suatu konsep marketing baru, yaitu membuat orang lah yang
mencari tahu produk itu sendiri, dengan membuat penasaran, mana yang
berkualitas dan murah sehingga perusahaan ibarat tidak perlu beriklan
Opini ini saya bangun dari
berbagai refrensi baik itu dari film-film Indonesia yang menampilkan suatu pekerjaan
Berangkat pagi pulang malam terus saya juga melihat di kartun-kartun yang saya
suka dulu seperti Doraemon di mana bapaknya bekerja Berangkat Pagi Pulang Malam
sama halnya dengan komik Shinchan ayahnya juga Berangkat Pagi Pulang Malam dan
hanya punya waktu untuk keluarga itu di hari Minggu. Semoga Slogan “Kerja Kerja Kerja !” tidak hanya menjadi
slogan saja namun bisa di terapkan oleh semua pihak terkait
No comments:
Post a Comment