Sunday, May 16, 2021

TANTANGAN DI ERA SERBA INSTANT

 Di era globalisasi ini semua seakan menjadi lebih mudah. Kemudahan hampir melingkupi semua kebutuhan sehari-hari kita, misalnya memasak, sudah tersedia alat memasak tanpa perlu repot-repot memakai tungku yang masih kita temui di desa-desa, kompor elektrik tanpa menggunakan gas atau minyak, semuanya sudah ter elektrisasi, semua alat kebutuhan dapur sudah memakai teknologi yang bisa membuat kita menyiapkan makanan lebih cepat.

            Era digitalisasi, di era inilah kita hidup, dengan semakin canggihnya smartphone membuat Dunia serasa di genggaman. Pada awal 2010 merupakan masa dimana semuanya berada dalam genggaman, masifnya internet membuat hal yang tidak bisa kita lakukan sambil santai dirumah menjadi nyata, marketplalce atau toko online memudahkan kita belanja barang apapun yang kita inginkan, makanan instan dan makanan-makanan warungpun bisa kita pesan lewat gengaman kita, hiburan pun kita bisa memilih baik yang gratis ataupun yang berbayar. Hal ini tentunya membuat toko ritel attau mall-mall menjadi sepi, karena semua sudah bisa dibeli dari rumah. Hiburan bioskop sepertinya juga mulai sepi ketika film berbayar bisa kita lihat melalui smartphone kita, sama halnya dengan televisi yang mulai kehilangan penikmatnya karena semua yang kita ingin lihat sudah bisa kita lihat melalui smartphone kita, bahkan stasiun televisi pun menyiasatinya dengan mengalihkan kontennya ke platform yang mudah di akses seperti youtube serta aplikasi hasil pengembangannya sendiri. Hal lain yang diperkirakan musnah adalah koran fisik, banyak pengamat memperkirakan koran akan kehabisan pembacanya dalam 10 tahun kedepan, berita tanpa kita minta, kadang muncul sendirinya dalam smartphone kita dalam bentuk newsletter, selain itu kita mendapatkan berita yang lebih lengkap daripada koran dengan mencarinya dimesin pencarian.

            Pesan yang saya selalu ingat adalah kata guru saya bahwa dengan semakin mudahnya mendapatkan apa yang kita inginkan makan kita akan kehilangan sebuah proses yang penting seperti usaha dan kerja kerasa untuk mendapatkaannya, hal ini menghilangkan nikmat tersendiri menurut beliau, hal yang mudah didapatkan tidak akan lebih berharaga dari apa yang jika kita menginginkannya maka setidaknya harus mengeluarkan tenaga, saya pun merasakan  demikian. Namun bukan berarti kita harus menolak kemajuan teknologi tapi menyeimbangkan dengan apa yang menurut kita harus melalui sebuah proses agar kita tidak mudah malas dan tetap mempuyai keinginan yang kuat jika menginginkan sesuatu melalui sebuah usaha dan kerja keras

            Menolak pembaharuan sama saja dengan bunuh diri, dalam artian jika kita phobia terhadap pembaharuan maka kita akan digilas oleh zaman. Masih banyak kita dapat masyarakat konservatif yang tetap menggunakan cara-cara lama dengan mengatakan bahwa pembaharuan itu mengandung keburukan. Padahal hal negatif itu selalu berdampingan dengan hal positif, begitu pula dengan car-cara atau teknologi lama. Maka di dalam setiap pembaharuan akan terdapat hal positif dan negatif tinggal bagaimana kita menyikapinya, apakah kita akan menolak seutuhnya atau mencoba mencarai hal positif yang bisa kita manfaatkan.

No comments:

Post a Comment