Di era globalisasi ini semua seakan menjadi lebih mudah. Kemudahan hampir melingkupi semua kebutuhan sehari-hari kita, misalnya memasak, sudah tersedia alat memasak tanpa perlu repot-repot memakai tungku yang masih kita temui di desa-desa, kompor elektrik tanpa menggunakan gas atau minyak, semuanya sudah ter elektrisasi, semua alat kebutuhan dapur sudah memakai teknologi yang bisa membuat kita menyiapkan makanan lebih cepat.
Era
digitalisasi, di era inilah kita hidup, dengan semakin canggihnya smartphone membuat
Dunia serasa di genggaman. Pada awal 2010 merupakan masa dimana semuanya berada
dalam genggaman, masifnya internet membuat hal yang tidak bisa kita lakukan
sambil santai dirumah menjadi nyata, marketplalce atau toko online memudahkan
kita belanja barang apapun yang kita inginkan, makanan instan dan
makanan-makanan warungpun bisa kita pesan lewat gengaman kita, hiburan pun kita
bisa memilih baik yang gratis ataupun yang berbayar. Hal ini tentunya membuat
toko ritel attau mall-mall menjadi sepi, karena semua sudah bisa dibeli dari
rumah. Hiburan bioskop sepertinya juga mulai sepi ketika film berbayar bisa
kita lihat melalui smartphone kita, sama halnya dengan televisi yang mulai
kehilangan penikmatnya karena semua yang kita ingin lihat sudah bisa kita lihat
melalui smartphone kita, bahkan stasiun televisi pun menyiasatinya dengan
mengalihkan kontennya ke platform yang mudah di akses seperti youtube serta
aplikasi hasil pengembangannya sendiri. Hal lain yang diperkirakan musnah
adalah koran fisik, banyak pengamat memperkirakan koran akan kehabisan
pembacanya dalam 10 tahun kedepan, berita tanpa kita minta, kadang muncul
sendirinya dalam smartphone kita dalam bentuk newsletter, selain itu kita
mendapatkan berita yang lebih lengkap daripada koran dengan mencarinya dimesin
pencarian.
Pesan
yang saya selalu ingat adalah kata guru saya bahwa dengan semakin mudahnya
mendapatkan apa yang kita inginkan makan kita akan kehilangan sebuah proses
yang penting seperti usaha dan kerja kerasa untuk mendapatkaannya, hal ini
menghilangkan nikmat tersendiri menurut beliau, hal yang mudah didapatkan tidak
akan lebih berharaga dari apa yang jika kita menginginkannya maka setidaknya
harus mengeluarkan tenaga, saya pun merasakan
demikian. Namun bukan berarti kita harus menolak kemajuan teknologi tapi
menyeimbangkan dengan apa yang menurut kita harus melalui sebuah proses agar
kita tidak mudah malas dan tetap mempuyai keinginan yang kuat jika menginginkan
sesuatu melalui sebuah usaha dan kerja keras
No comments:
Post a Comment