Saturday, October 13, 2018

Akankah terjadi lagi di 2019?

              Semakin lama, semakin banyak saja kita mendengar berita tentang caleg stress akibat gagal dalam memenuhi target perolehan suara, sebab mereka telah mengeluarkan dana yang besar dalam persiapan pemilu legislatif pada tanggal 9 april lalu. Dalam pikiran saya muncul sebuah pertanyaan, mengapa mereka berani mencalonkan diri sebagai anggota legislatif jika tidak siap kalah, dan mungkin saja mereka hanya siap menang saja, Apakah hanya karena bermodalkan dana yang besar ataupun pinangan dari partai yang menjanjikan akan mencarikan dukungan yang membuat mereka berani mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat baik daerah ataupun pusat. Sedangkan mereka ternyata belum siap secara mental

Banyak kasus yang terjadi setelah pelaksanaan pemlihan legislatif pada 9 april 2014 lalu terhadap para calon legislatif yang gagal dalam mencapai target perolehan suara pada saat penghitungan suara selesai di Tempat pemungutan suara (TPS). Seperti kasus yang menimpa pada I Ketut Rai calon legislatif dari partai Golkar nomor urut 5, kepada waraga di sekitar tempat tinggalnya di desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. I ketut rai melakukan aksi penutupan jalan dengan menggunakan batako di tiga tempat berbeda di sekitar rumah I Ketut Rai, jalan itu memang merupakan tanah pribadi yang sebelumnya di jadikan jalan dengan ukuran muat 1 mobil, akibatnya warga sekitar terutama tetangganya kesulitan dalam melakukan kegiatan di luar rumah. Hal itu di tenggarai oleh hasil pemilihan legislatif dan jumlah suara yang di targetkan di daerah pilihan tertentu tidak tercapai. Hal serupa juga terjadi di Pamekasan, selain mengepung kantor panitia pengawas pemilu (panwaslu) kabupaten Pamekasan.Caleg dari partai bulan bintang M.tamyis yang mengerahkan massa juga melakukan pemblokiran jalan raya eks stasiun, tepatnya di kawasan jl.trunojoyo, massa yang memulai aksinya di monumen arek lancor dengan membawa keranda sebagai bentuk kecewa serta mengintimidasi panwaslu serta di akhir aksi tersebut, massa membakar keranda yang mereka bawa serta meneriakkan bahwa panwaslu telah mati suri. Begitu juga yang terjadi di dusun sukacinta dari caleg partai Nasdem nomor urut 2 ,Wahyu agus .F dari daerah pilihan (dapil) III memaksa menutup jalan kampung ,dan bahkan menurut warga sekitar ada juga yang ingin merusak pipa saluran air bersih yang di biayainya, belum lagi caleg yang meminta kembali honor tim sukses kegiatan selama kampanye, ada pula berita yang menghebohkan di media sosial ketika caleg gagal telanjang di jalan raya, di musim pilkada memang banyak yang memilih pergi ke psikiater bahkan ada yang masuk rumah sakit jiwa
Dari banyaknya peristiwa yang terjadi menunjukkan bahwasanya banyak calon legislatif yang mencalonkan tidak siap, artinya dari segi persiapan harusnya lebih matang lagi, ada 3 poin utama yang seharusnya disiapkan oleh caleg-caleg yang mencalonkan sebagai DPR, yang pertama ialah Siap mental, setiap kita berkontestasi haruslah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi, siap menang siap kalah, agar tidak stress seperti yang kebanyakan terjadi, yang Kedua adalah kesiapan dari segi Relasi, dimana kita harus banyak mecari rekan-rekan kita, bagaimana bisa dikenal oleh masyarakat banyak, serta dukungan partai harus maksimal. Yang terakhir ialah dari segi finansial, secara tidak langsung kita juga harus mempersiapkan finansial, bukan berarti kita akan melakukan money politik, tetapi pasti aka nada pengeluaran. Itulah menurut analisis dari beberapa orang yang akan bersaing di kursi DPR
Kita sebagai pemilih dan mungkin dari sebagian pembaca ada yang pemilih pemula, harus lebih cermat dalam memilih wakil kita di DPR, banyak slogan 5 detik untuk 5 tahun memang tidak salah dengan slogan itu, salah memilih bisa jadi akan menentukan nasib masyarakat banyak. Carilah calon pemimpin yang kita ketahui kualitasnya termasuk latar belakangnya sehingga ketika terpilih bisa membawa apa yang kita inginkan untuk kemajuan negara ini

No comments:

Post a Comment