Friday, August 28, 2020

ASRAMA ABUNAWAS

 

JULI 2010

Asrama Abunawas hanya sebuah nama yang disandingkan saat aku tinggal di asrama waktu menempuh sekolah menengah atas yaitu MAN Pamekasan. Dimulai dari hari pertama ke asrama setelah aku lulus tes dan mendapat nilai tertinggi kedua dan menjadi yang tertinggi karena peringkat tertinggi tidak jadi sekolah di MAN Pamekasan, saat itu aku diantar dengan mobil carry om aku bersama bapak dan tante aku, seperti orang kebanyakan mengantar orang ke pesantren saat akan meninggalkan ku tante aku menangis aku maklumi karena beliau juga menangis saat mengantar adik aku ke pondok yang aku juga menangis disitu. Secara tidak sengaja aku bertemu dengan teman sekolah dulu yang pernah satu kelas, dan untungnya aku ada teman di hari pertama di asrama, sebelumnya aku tidak pernah mondok atau ngekos dan semacamnya jadi ini pertama kali aku tinggal jauh dari keluarga

Minngu pertama aku lalui dengan berat karena tidak betah dan akhirnya jatuh sakit, dan bapak aku juga mimpi aneh dan menjenguk aku, namun aku hanya sakit ringan dan tidak harus ke rumah sakit. Saat itu merupakan pertama kali belajar bagaimana melakukan semuanya serba sendiri, mulai menyiapkan makanan dan kebutuhan sehari hari kita. Cuaca disini juga terasa lebih panas dibandingkan dirumah karena Pakong tempat aku tinggal berada di daerah perbukitan, selain itu ketika aku makan di warung juga air minum yang ada di ceret juga sedikit berbeda, dulu dengan tiga ribu kita sudah bisa makan kenyang pernah suatu ketika beli lau hanya dengan seribu rupiah walau penjualnya agak cemberut sih, normalnya dua ribu lauk tahu dengan dengan sambal kacangnya. Lambat laun aku mulai kerasan di asrama karena disana ada banyak teman juga yang satu sekolah dulu, ada ubed mansur yang di asrama A, subai diasrama F dan teman perempuan juga di asrama C yaitu novi, sofa, dan ifa, sementara aku sendiri ada di asrama B, dengan tony yang aku sebutkan di awal, ada gafur, sule, sunardi yang sama sama kelas 10, ada aziz kakak dari gafur, kak rosid, kak qodir yang kelas 11, dan kak subairi kelas 12, lalu ada 3 kerabat dari Pak Arif Pembina asrama B, yaitu kak holis, kholiq dan kak rosid yang dulu sudah kuliah.

Saat itu menjadi kelas 10 berarti menjadi junior di asrama, cara akrab yang paling pas dulu yaitu main domino. Asrama tidak sama seperti saat kita ngekos bedanya kita ada yang mengawasi seperti sholat berjamaah wajib saat magrib isya dan subuh, serta ada ngaji kitab diantara magrib dan isya dan sehabis subuh, itulah yang menjadi pembeda, dan menjadi nilai tambah. Pak Arif disini sangat dikagumi warga sekitar karea perilaku sopan santunnya dan aku banyak belajar tata krama yang baik sebagai seseorang yang nantinya akan berada di tengah-tengah masyrakat sebagai individu, menjaga kerukunan antar tetangga. Hal ini yang tidak kita pelajari diskolah, mengajari kita bagaimana hidup ditengah tengah masyarakat dengan budaya Madura tentunya. Asrama kita menjadi asrama yang paling banyak penghuninya karena hal itu terkadang dari asrama lain ngumpul dan mainnya di asrama B

Suatu ketika kita pernah melakukan hal yang tidak patut dicontoh, ujian sekolah kita berbeda dengan sma pada umumnya dan soalnya khusus, teman aku punya kenalan yang punya soal ujian dan kami biasanya minta soal tersbut di RT sebelah dengan jalan kaki dan yang mengerjakan ya aku yang lain hanya menunggu hasilnya saja, sampai suatu ketika teman aku yang sekolah di MA di pakong yang dekat rumah aku minta jawaban juga, alangkah menyesalnya aku karena disana hal itu terbongkar oleh guru-guru MA. Untungnya hal ini tidak menjadi besar, aku juga tidak kena getahnya karena tidak diusut sampai jauh, akhirnya aku berhenti menyalurkan jawaban ke teman di sekolah lain, selain aku juga tidak dapat apa-apa atau mungkin kalau aku dapat apa-apa kasusnya akan diusut karena memperjual belikan jawaban, dan mungkin relasi kami di MAN PAMEKASAN yang memberikan jawaban soal akan kena getahnya juga. Suatu ketik aku pernah mendengar hal ini diselidiki disekolah dan menyisir tempat fotocopy dan ada yang menginfokan bahwa pernah ada yng memfotocopy soal, sejak saat itu tempat fotocopy menjadi mata-mata sekolah. Kami putuskan untuk berhenti melakukan hal seperti itu. Aku rasa sistem yang sekarang sudah tidak sama lagi dengan dulu

            Ada sebuah hal yang secara kebetulan, ketika aku kelas 7 di MTSN SUMPA dulu, aku pernah ke asrama yang sekaramg, dulu guru aku di MTSN SUMPA istrinya merupaka guru di MAN PAMEKASAN dan tinggal di asrama yang sekarang bernama asrama E, ternyata tiga tahun berselang aku malah disini, sebuah takdir yang sebenarnya adalah sebuah jawaban dari doa aku yang ingin belajar agama namun tidak ingin mondok karena ingin disekolah formal negeri, sebuah hal yang berat pikir aku dulu, namun aku malah mendapatkan jawaban dari Doa aku dan akhirnya sekolah di MAN PAMEKASAN

JULI 2011

Waktu berselang setahun dan aku sudah kelas sebelas, di asrama ada beberapa kebijakan perubahan dengan masuknya guru baru yang akan tinggal di asrama. Keputusan besarnya ialah kami akan pindah asrama dan ke Pembina baru karena beliau single parent dan asrama yang dulunya ditempati namun tidak ada pembinanya sekarang direnovasi lagi dan sudah layak untuk ditempati daripada sebelumnya yang seperti rumah kosong namun masih ditempati para senior, sedangkan asrama B dulu yang dibina oleh pak arif akan ditempati siswa perempuan, walaupun aku mengerti bahwa Pak Arif lebih senang membina siswa laki-laki, karena beliau juga sering berada di kamar kami yang cukup luas untuk sekedar memberi pesan atau diskusi terkait suatu hal dan kadang sahur bersama saat moment puasa Sunnah dan sekarang sudah tidak mungkin lagi karena dengan ditempati siswa perempuan mungkin ibu atau istri pak arif yang akan mengambil peran melihat kondisi dan keadaan di dalam kamar.

Di masa ini juga banyak kisah menarik dan banyak untuk dikisahkan, adik tingkat dulu semasa sekolah MTSN SUMPA juga mengikuti jejak aku untuk lanjut di MAN Pamekasan ada kerabat jauh dan tetangga yaitu, noval, rizal, farid, yang sebelum ini aku kenal, ada jalil, iir yang sama sama dari MTSN SUMPA dan adik tingkat cewek juga ada. Di asrama F tempat baru kami dihuni lumayan banyak siswa selain aku ada edi, toni, noval, subai, aziz, sholeh, daus, namun anehnya kadang teman-teman ngumpulnya di asrama H seperti saat dulu saat aku di asrama B, apa mungkin daya tariknya adalah aku, tapi aku tidak hmmm. seperti jalil, iir dan lainnya tidur di asrama kami karena mungkin lebih luas dan ramai tapi alasan yang utama karena di asrama H lebih bebas dan Bu Eva selaku pembina terbuka bagi kami semua.

Dimasa ini aku sudah mulai mengenal lingkungan sekitar dan beradaptasi dengan masyarakat sekitar sedikit kenal karena sering diajak pak arif ke majelis dzikir mingguan di RT ini. Terbiasa pergi ke tempat yang sebelumnya belum pernah aku datangi misal rumah teman walaupun masih satu Kabupaten. Kenakalan kami di asrama Cuma  main domino tapi hampir tiap malam kadang sampai tengah malam dan menjadi candu sampai lupa belajar, ya dulu belum ada smartphone seperti masa kini, remaja sekarang bisa sampai seharian penuh tidak lepas dari smartphone, entah main game atau yang lainnya. Efek main domino tersebut membuat kami tidak bisa bangun tepat waktu saat subuh dan bolos pengajian kitab, dan kami sampai dimarahi pak Rosi sebagai pengajar kitab, biasanya pak rosi membangunkan kami dari jendela, namun saking malasnya bangun sampai kami punya tempat sembunyi tersendiri, yaitu diatas atap jendela, mungkin ada yang bingung atap jendela yang kami maksud, jadi bangunan asrama kami ini adalah model bangunan lama, seperti usia sekolah kami yang dibangun tahun 50an, bangunan lama sisa arsitektur yang dipengaruhi arsitektur belanda, model dindingnya saja tebal dan seperti tidak memakai semen, jika dilihat dindingnya bisa kokoh karena rangkaian batu bata dengan susunan yang unik dan sudah digunakan lagi zaman sekarang dalam pembangunan rumah atau gedung.

Guyonan anak-anak di asrama pernah suatu ketika kami pernah punya pacar masing-masing, karena kami tidak boleh bawa sepeda motor jadi biasanya anak asrama nyari cewek yang punya sepeda motor sendiri biar bisa jalan-jalan, hal yang membuat kami pilih-pilih dalam mencari pacar. Lalu apa hiburan kami dulu jika di asrama diwaktu senggang dan malam minggu, yaitu ke Warnet yang menjadi opsi terbaik karena juga tidak bisa jauh-jauh dan ada jam malam. Hal yang paling digndrungi anak muda tahun 2010an adalah facebook, sangat popular dahulu berbeda dengan sekarang semakin menjamurnya platform media sosial. Facebook sekarang pun sudah agak berbeda dengan dulu segmentasinya. Menunjukkan bahwa kita sedang online di facebook adalah sebuah keharusan agar friend list kita tahu, facebook dulu juga sebagai tempat bermain game onine dengan teman, pernah juga bermain bersama dengan guru aku, beliau guru baru dulu yang kadang bertemu di satu warnet yang sama.

Nadia nama pacarku yang baru masuk sekolah dan merupakan adik tingkat dulu di MTS, yang sebenarnya adalah mantan pacar dari temanku dulu yang pernah satu kelas di MTS. Suatu ketika temanku itu menghubungiku dan menanyaiku perihal Nadia, sebuah perasaan canggung diantara kami berdua dan aku sedikit berbicara mengenai pribadi Nadia karena saat itu hubungan kami tidak bertahan lama dan sudah berakhir ketika temanku tadi menghubungiku. Putus dari Nadia lalu aku berpacaran dengan Devana, teman sekelas Noval, farid, dan Rizal di kelas unggulan yang kelasnya sebelahan dengan kelasku karena kelasku juga unggulan. Kami sering melakukan kegiatan bersama entah itu kegiatan sekolah atau yang lainnya sampai ada guyonan di asrama kalau aku mengerjakan proposal di warnet itu hanya alasan untuk pergi pacaran dengan Devana?. Dulu aku sekretaris di esktekurikuler pecinta alam, jadi sering mengatur proposal kegiatan. Hubungan dengan Devana bisa dibilang cukup lama sampai suatu ketika aku putus dengan devana karena dekat dengan siswa baru yang baru masuk

Selain itu ada juga kegiatan yang dibuat oleh Pembina asrama dalam hal ini bu Eva untuk mengadakan silaturrahmi ke masing–masing rumah teman untuk pengakraban dan sekaligus pengajian rutin. Disini aku sendiri baru tahu lokasi rumah teman-teman yang jauh karena walaupun dekat, waktu dan kesempatan untuk sekedar mampir akan terasa sulit sekali, dengan adanya kegiatan ini kami semua sudah tahu rumah masing-masing dan suatu saat bisa mampir, namun kegiatan ini tidak berlanjut ke tahun berikutnya karena berdasarkan penilaian dari pembina asrama lain. Hal yang dievaluasi adalah ditakutkan akan adanya kecemburuan dari anak asrama lain, karena hanya penghuni asrama H yang bisa ikut

Ada suatu yang penting bagi anak-anak asrama daahulu, yaitu hampir semua masuk osis, karena faktor jarak yang dekat dengan sekolah dan setiap ada kegiatan kami selalu siap siaga langsung meluncur ke sekolah, kepercayaan yang dari dulu dipercayakan pada anak asrama, bahkan ketua osis disaat aku sekolah selalu anak asrama yang menjabat, sampai ketua ekstrakurikuler juga mengikuti hal tersebut. Tentu hal itu bukan untuk mendominasi namun lebih kepada kemampuan dan kecepatan reaksi bahkan ketika ada kegiatan osis dan kegiatan sekolah lainnya yang membutuhkan bantuan, anak asrama lah yang dipanggil oleh guru-guru sekolah.

JULI 2013

Setahun berlalu, tidak terasa aku sudah kelas 12 yang artinya menjadi tahun terakhirku di asrama dengan harapan bisa lulus ujian nasional yang masih menjadi syarat kelulusan di tahun itu Begitupun juga di asrama, aku sudah menjadi yang paling senior. Terdapat pula teman yang keluar masuk asrama,  teman-teman yang dulu se asrama, ada yang sudah tidak di asrama lagi dan numpang di rumah kerabat, ada juga teman yang ngontrak, dan ada juga teman yang dulu tidak pernah di asrama kemudian tinggal di asrama, seperti sholeh yang dulunya mondok dan aziz yang dulunya ngekos sekarang di asrama dengan alasan tidak punya teman atau kesepian dikos menurut penututrannya. Selain juga ada adik tingkat aku yang dulu di MTSN SUMPA sekarang di asrama dan satu asrama dengan aku, yaitu, taufik yang rumahnya di pucuk kabupaten pamekasan. Sebagai kelas 12 yang merupakan paling senior setidaknya ada beban tidak langsung dan harapan dari Pembina asrama untuk sekadar memberi contoh yang baik bagi adik kelas khususnya yang di asrama dan sekamar ini, dan mungkin yang paling seru sama taufik karena satu kesukaan, dulu hiburan kami saat ngumpul yaitu main domino yang merupakan ritual khusus untuk menjaga kekompakan, sampai ada taktik politik plastik, yang tentu saja sebagai guyonan saat aku main bersama subai

NOVEMBER 2013

            Aku putus dengan Devana dan dekat dengan siswa baru yang aku jadi mentor kelas saat orientasi siswa baru, dia adalah  regina seorang cewek berkamata yang ternyata disukai oleh dua teman asrama, namun pada akhirnya regina memilih aku. Hubunganku dengan regina tidak bertahan lama hanya sekitar satu bulan entah ada sesuatu ketidak seriusan dari regina yang aku rasakan. Putus dari Regina aku pacaran dengan Shelia, dia juga satu ekstrakurikuler dengan aku entah karena arahan aku atau pilihan pribadinya. Sebuah pembelajaran dalam hidup ketika kita mulai berpacaran ada resiko yang selalu menemani, yaitu resiko patah hati. Sebuah hubungan yang sebenarnya baru kita jalani dalam beberapa bulan. Masalah menghampiri kita ego masing-masing sama besarnya, suatu hal yang lumrah ada pada anak muda. Saat itu aku berhenti komunikasi dengan dia untuk beberapa hari agar diri ini bisa introspeksi dan merenung untuk masing-masing pribadi pikir aku. Hal yang aku tidak duga sebelumnya dalam beberapa hari putus komunikasi dengan dia, ternyata dia sudah punya pacar baru dan dia sendiri yang mengenalkannya. Saat itu perasaan sudah tidak karuan. Jadi ini rasanya patah hati pikirku sampai-sampai aku jadi tidak nafsu makan selama dua hari, selama dua hari itu pula aku mencoba sekeras aku bisa untuk mengontrol diri aku sendiri, mengontrol emosi dan pikiran, mencoba berpikir logis dan realistis.

Hidup harus tetap berjalan walau tanpa orang yang kita cintai, jika bukan jodoh ku berarti bukan yang terbaik buatku. Setidaknya itulah yang bisa aku usahakan agar tetap tenang dan bersikap seperti sedia kala, mencoba lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman, karena jika sendirian maka hanya kenangan yang akan kita ingat bersama dia. Dari dulu usaha dalam diriku sendiri adalah bagaimana caranya mengontrol diri sendiri dan ternyata gagal saat aku patah hati dan baru bisa berhasil saat dua hari berselang. Masalah percintaan boleh diratapi tapi hanya sesaat saja untuk mencari pembelajaran yang bisa diambil selepas itu kita harus move on, apalagi bagi aku yang sudah kelas 12 dan harus fokus pada ujian nasional yang akan segera aku hadapi beberapa bulan lagi sebagai penentu kelulusan. Suatu kesalahan yang aku lakukan beberapa bulan kemudian ketika mendengar bahwa shelia sudah putus dengan pacarnya, dulu aku mencoba menghubunginya, dan dia hanya membalas seadanya lalu aku tersadar akan suatu hal, yaitu tentang perjuangan dulu aku lepas dari bayang-bayang rasa pahit tentang perlakuan dia, akan sia-sia jika harus kembali dan kemungkinan besar hal yang sama akan terulang kembali. Sejak saat itu aku mulai fokus pada diri sendiri.

Persiapan ujian Nasional terus dikebut baik oleh pribadiku sendiri dan program kegiatan belajar dari sekolah, hari yang dinanti pun tiba. Ujian nasional yang berlangsung selama beberapa hari membuat jantung berdebar, jelas karena ujian nasional adalah penentu kelulusan, tidak peduli kamu berkelakuan baik selama sekolah atau bahkan mempunyai prestasi akademik seperti lomba olimpiade pada mata pelajaran tertentu atau prestasi non akademik individu dan kelompok, semua itu ibarat tidak ada nilainya sama sekali jika nilai ujian nasional tidak mencapai batas minimal, tidak adil rasanya bukan? Maka dari itu semua energi terkuras pada ujian ini baik dari persiapan dan pelaksaan. Alhamdulilah aku lulus setelah semua kerja keras dan doa orang tua

No comments:

Post a Comment