JULI 2010
Asrama Abunawas hanya sebuah nama yang disandingkan saat aku tinggal di asrama waktu menempuh sekolah menengah atas yaitu MAN Pamekasan. Dimulai dari hari pertama ke asrama setelah aku lulus tes dan mendapat nilai tertinggi kedua dan menjadi yang tertinggi karena peringkat tertinggi tidak jadi sekolah di MAN Pamekasan, saat itu aku diantar dengan mobil carry om aku bersama bapak dan tante aku, seperti orang kebanyakan mengantar orang ke pesantren saat akan meninggalkan ku tante aku menangis aku maklumi karena beliau juga menangis saat mengantar adik aku ke pondok yang aku juga menangis disitu. Secara tidak sengaja aku bertemu dengan teman sekolah dulu yang pernah satu kelas, dan untungnya aku ada teman di hari pertama di asrama, sebelumnya aku tidak pernah mondok atau ngekos dan semacamnya jadi ini pertama kali aku tinggal jauh dari keluarga
Minngu pertama aku lalui
dengan berat karena tidak betah
dan akhirnya jatuh sakit, dan bapak aku juga mimpi aneh dan menjenguk aku, namun aku hanya sakit
ringan dan tidak harus ke rumah sakit.
Saat itu merupakan pertama kali belajar bagaimana melakukan semuanya serba sendiri, mulai
menyiapkan makanan dan kebutuhan
sehari hari kita. Cuaca disini juga
terasa lebih panas dibandingkan dirumah karena Pakong tempat aku tinggal berada
di daerah perbukitan, selain itu ketika aku makan di warung juga air minum yang
ada di ceret juga sedikit berbeda, dulu dengan tiga ribu kita sudah bisa makan
kenyang pernah suatu ketika beli lau hanya dengan seribu rupiah walau
penjualnya agak cemberut sih, normalnya dua ribu lauk tahu dengan dengan sambal
kacangnya. Lambat
laun aku mulai kerasan di asrama karena disana ada banyak teman juga yang satu sekolah
dulu, ada ubed mansur yang di asrama A, subai diasrama F dan teman perempuan juga
di asrama C yaitu novi, sofa,
dan ifa, sementara
aku sendiri ada di asrama B, dengan tony yang aku sebutkan di awal, ada gafur, sule, sunardi yang sama
sama kelas 10, ada aziz kakak dari gafur, kak
rosid, kak qodir yang kelas 11, dan
kak subairi kelas 12, lalu ada 3 kerabat dari Pak Arif Pembina asrama B, yaitu kak holis, kholiq
dan kak rosid yang dulu sudah kuliah.
Saat itu menjadi kelas 10
berarti menjadi junior di asrama, cara akrab yang paling pas dulu yaitu main
domino. Asrama tidak sama seperti
saat kita ngekos bedanya kita ada yang mengawasi seperti sholat berjamaah wajib saat magrib isya
dan subuh, serta ada ngaji kitab diantara magrib dan isya dan sehabis
subuh, itulah yang menjadi pembeda, dan menjadi nilai tambah. Pak Arif disini sangat
dikagumi warga sekitar karea perilaku sopan santunnya dan aku banyak belajar
tata krama yang baik sebagai seseorang yang nantinya akan berada di
tengah-tengah masyrakat sebagai individu, menjaga kerukunan antar tetangga. Hal
ini yang tidak kita pelajari diskolah, mengajari kita
bagaimana hidup ditengah tengah
masyarakat dengan budaya Madura tentunya. Asrama kita menjadi asrama yang paling banyak penghuninya karena hal
itu terkadang dari asrama lain ngumpul dan mainnya di asrama B
Suatu ketika kita pernah
melakukan hal yang
tidak patut dicontoh, ujian sekolah kita berbeda dengan sma pada umumnya dan
soalnya khusus, teman aku punya kenalan yang punya soal ujian dan kami biasanya
minta soal tersbut di RT sebelah dengan jalan kaki dan yang mengerjakan ya aku
yang lain hanya menunggu
hasilnya saja, sampai suatu ketika teman aku yang sekolah di MA di pakong yang dekat rumah aku
minta jawaban juga, alangkah menyesalnya aku karena disana hal itu terbongkar oleh guru-guru MA. Untungnya hal ini tidak menjadi besar, aku juga
tidak kena getahnya karena
tidak diusut sampai jauh, akhirnya aku
berhenti menyalurkan jawaban ke teman di sekolah lain, selain aku juga tidak dapat apa-apa
atau mungkin kalau aku dapat apa-apa kasusnya akan diusut karena memperjual belikan
jawaban, dan mungkin relasi kami di MAN PAMEKASAN yang memberikan jawaban soal
akan kena getahnya juga. Suatu ketik aku pernah mendengar hal ini diselidiki
disekolah dan menyisir tempat fotocopy dan ada yang menginfokan bahwa pernah
ada yng memfotocopy soal, sejak saat itu tempat fotocopy menjadi mata-mata
sekolah. Kami putuskan untuk berhenti melakukan hal seperti itu. Aku rasa
sistem yang sekarang sudah
tidak sama lagi dengan dulu
Ada sebuah hal yang secara
kebetulan, ketika aku kelas 7
di MTSN SUMPA dulu,
aku pernah ke asrama yang sekaramg, dulu guru aku di MTSN SUMPA istrinya merupaka guru di MAN PAMEKASAN dan tinggal
di asrama yang sekarang bernama asrama E,
ternyata tiga
tahun berselang aku malah disini,
sebuah takdir yang sebenarnya adalah sebuah jawaban
dari doa aku yang ingin belajar agama namun tidak ingin mondok karena ingin
disekolah formal negeri, sebuah hal yang berat pikir aku dulu, namun aku malah
mendapatkan jawaban dari Doa aku dan akhirnya
sekolah di MAN PAMEKASAN
JULI 2011
Waktu
berselang setahun dan aku sudah
kelas sebelas, di asrama ada beberapa
kebijakan perubahan dengan masuknya guru baru yang akan tinggal di asrama.
Keputusan besarnya ialah kami akan pindah asrama dan ke Pembina baru karena beliau single
parent dan asrama yang dulunya ditempati namun tidak ada pembinanya
sekarang direnovasi lagi dan sudah layak untuk ditempati daripada sebelumnya yang seperti rumah kosong namun
masih ditempati para senior, sedangkan asrama B dulu
yang dibina oleh pak arif akan ditempati siswa perempuan, walaupun aku mengerti
bahwa Pak Arif lebih senang membina siswa laki-laki,
karena beliau juga sering berada di kamar kami yang cukup luas untuk sekedar
memberi pesan atau diskusi terkait suatu hal dan
kadang sahur bersama saat
moment puasa Sunnah dan sekarang sudah tidak mungkin lagi karena dengan ditempati
siswa perempuan mungkin ibu atau istri pak arif yang akan mengambil peran
melihat kondisi dan keadaan di dalam kamar.
Di
masa ini juga banyak kisah menarik dan banyak untuk dikisahkan, adik tingkat
dulu semasa sekolah MTSN SUMPA juga mengikuti jejak aku untuk lanjut di MAN
Pamekasan ada kerabat jauh dan tetangga
yaitu, noval, rizal, farid, yang sebelum ini
aku kenal, ada jalil, iir
yang sama sama dari MTSN SUMPA dan adik tingkat cewek juga ada. Di asrama F
tempat baru kami dihuni lumayan banyak siswa selain aku ada edi, toni, noval, subai, aziz, sholeh,
daus, namun anehnya kadang teman-teman ngumpulnya di asrama H seperti saat dulu saat aku di asrama B, apa mungkin daya tariknya adalah aku, tapi aku tidak
hmmm. seperti jalil, iir dan lainnya tidur di asrama
kami karena mungkin lebih luas dan ramai
tapi alasan yang utama karena di asrama H lebih bebas dan Bu Eva selaku pembina
terbuka bagi kami semua.
Dimasa
ini aku sudah mulai mengenal lingkungan sekitar dan beradaptasi dengan masyarakat sekitar sedikit kenal karena sering diajak pak
arif ke majelis dzikir mingguan di RT ini. Terbiasa pergi ke tempat yang sebelumnya belum pernah aku datangi misal rumah
teman walaupun masih satu Kabupaten. Kenakalan kami di asrama Cuma main domino tapi hampir tiap malam kadang sampai tengah malam dan menjadi candu sampai
lupa belajar, ya dulu belum ada smartphone seperti masa kini, remaja sekarang bisa sampai seharian penuh tidak lepas dari smartphone,
entah main game atau yang lainnya. Efek main domino tersebut membuat
kami tidak bisa
bangun tepat waktu saat subuh dan
bolos pengajian kitab, dan kami sampai
dimarahi pak Rosi sebagai pengajar kitab, biasanya pak rosi membangunkan kami
dari jendela, namun saking malasnya bangun sampai
kami punya tempat sembunyi tersendiri, yaitu diatas atap jendela, mungkin ada
yang bingung atap jendela yang kami maksud, jadi bangunan asrama kami ini adalah model bangunan
lama, seperti usia sekolah kami yang dibangun tahun 50an, bangunan lama sisa arsitektur yang dipengaruhi
arsitektur belanda, model dindingnya saja tebal dan
seperti tidak memakai semen, jika dilihat dindingnya bisa kokoh karena rangkaian
batu bata dengan susunan yang unik dan sudah
digunakan lagi zaman sekarang dalam pembangunan rumah atau gedung.
Guyonan anak-anak di asrama pernah
suatu ketika kami pernah
punya pacar masing-masing, karena kami tidak
boleh bawa sepeda motor jadi biasanya anak asrama nyari cewek yang punya sepeda
motor sendiri biar bisa jalan-jalan, hal yang membuat kami pilih-pilih dalam
mencari pacar. Lalu apa hiburan kami dulu jika di asrama diwaktu senggang dan
malam minggu, yaitu ke Warnet yang menjadi opsi terbaik karena juga tidak bisa jauh-jauh dan ada jam
malam.
Hal yang paling digndrungi anak muda tahun 2010an adalah
facebook, sangat popular dahulu berbeda dengan sekarang semakin menjamurnya platform
media sosial. Facebook sekarang pun sudah agak berbeda dengan dulu
segmentasinya. Menunjukkan
bahwa kita sedang online di facebook adalah sebuah keharusan agar friend list
kita tahu, facebook dulu juga sebagai tempat bermain
game onine dengan teman, pernah juga bermain bersama dengan guru aku, beliau
guru baru dulu yang kadang bertemu
di satu warnet yang sama.
Nadia nama pacarku yang baru masuk sekolah dan merupakan
adik tingkat dulu di MTS, yang sebenarnya adalah mantan pacar dari temanku dulu
yang pernah satu kelas di MTS. Suatu ketika temanku itu menghubungiku dan
menanyaiku perihal Nadia, sebuah perasaan canggung diantara kami berdua dan aku
sedikit berbicara mengenai pribadi Nadia karena saat itu hubungan kami tidak
bertahan lama dan sudah berakhir ketika temanku tadi menghubungiku. Putus dari
Nadia lalu aku berpacaran dengan Devana, teman sekelas Noval, farid, dan Rizal
di kelas unggulan yang kelasnya sebelahan dengan kelasku karena kelasku juga
unggulan. Kami sering melakukan kegiatan bersama entah itu kegiatan sekolah
atau yang lainnya sampai ada guyonan di asrama kalau aku mengerjakan proposal
di warnet itu hanya alasan untuk pergi pacaran dengan Devana?. Dulu aku
sekretaris di esktekurikuler pecinta alam, jadi sering mengatur proposal
kegiatan. Hubungan dengan Devana bisa dibilang cukup lama sampai suatu ketika aku
putus dengan devana karena dekat dengan siswa baru yang baru masuk
Selain
itu ada juga kegiatan yang dibuat oleh Pembina asrama dalam hal ini bu Eva untuk
mengadakan silaturrahmi
ke masing–masing rumah teman untuk pengakraban dan sekaligus pengajian rutin. Disini aku sendiri baru tahu lokasi rumah
teman-teman yang jauh karena walaupun dekat, waktu dan kesempatan untuk sekedar
mampir akan terasa sulit sekali, dengan adanya kegiatan ini kami semua sudah
tahu rumah masing-masing dan suatu saat bisa mampir, namun kegiatan ini tidak
berlanjut ke tahun berikutnya karena berdasarkan penilaian dari pembina asrama
lain. Hal yang dievaluasi adalah ditakutkan akan adanya kecemburuan dari anak
asrama lain, karena hanya penghuni asrama H yang bisa ikut
Ada
suatu yang penting
bagi anak-anak
asrama daahulu, yaitu hampir
semua masuk osis, karena faktor
jarak yang dekat dengan sekolah dan setiap
ada kegiatan kami selalu siap siaga
langsung meluncur ke sekolah, kepercayaan yang dari dulu dipercayakan pada anak
asrama, bahkan ketua osis disaat aku sekolah selalu anak asrama yang menjabat,
sampai ketua ekstrakurikuler juga mengikuti hal tersebut. Tentu hal itu bukan
untuk mendominasi namun lebih kepada kemampuan dan kecepatan reaksi bahkan
ketika ada kegiatan osis dan kegiatan sekolah lainnya yang membutuhkan bantuan,
anak asrama lah yang dipanggil oleh guru-guru sekolah.
JULI 2013
Setahun
berlalu, tidak terasa aku sudah kelas 12
yang artinya menjadi tahun terakhirku
di asrama dengan harapan bisa
lulus ujian nasional yang masih menjadi syarat kelulusan di tahun itu Begitupun juga di asrama,
aku sudah menjadi yang paling
senior. Terdapat pula teman yang keluar masuk
asrama, teman-teman
yang dulu se asrama,
ada yang sudah tidak di asrama lagi dan numpang di rumah kerabat, ada juga teman yang
ngontrak, dan ada juga teman yang dulu tidak pernah di asrama kemudian tinggal
di asrama, seperti sholeh yang dulunya mondok dan aziz yang dulunya ngekos
sekarang di asrama dengan alasan tidak punya teman atau kesepian dikos menurut penututrannya.
Selain juga ada adik tingkat aku yang dulu di MTSN SUMPA sekarang di asrama dan
satu asrama dengan aku, yaitu, taufik yang rumahnya di pucuk kabupaten
pamekasan. Sebagai kelas 12 yang merupakan paling
senior setidaknya
ada beban tidak langsung dan harapan dari Pembina asrama untuk sekadar memberi contoh yang baik
bagi adik kelas khususnya yang di asrama dan sekamar ini, dan mungkin yang
paling seru sama taufik karena satu kesukaan, dulu hiburan kami saat ngumpul
yaitu main domino yang merupakan ritual
khusus untuk menjaga kekompakan, sampai ada taktik politik plastik, yang tentu
saja sebagai guyonan saat aku main bersama subai
NOVEMBER 2013
Aku putus dengan Devana dan dekat dengan siswa baru yang aku
jadi mentor kelas saat orientasi siswa baru, dia adalah regina seorang cewek berkamata yang ternyata
disukai oleh dua teman asrama, namun pada akhirnya regina memilih aku. Hubunganku
dengan regina tidak bertahan lama hanya sekitar satu bulan entah ada sesuatu
ketidak seriusan dari regina yang aku rasakan. Putus dari Regina aku pacaran
dengan Shelia, dia juga satu ekstrakurikuler dengan aku entah karena arahan aku
atau pilihan pribadinya. Sebuah pembelajaran dalam hidup ketika kita mulai
berpacaran ada resiko yang selalu menemani, yaitu resiko patah hati. Sebuah
hubungan yang sebenarnya baru kita jalani dalam beberapa bulan. Masalah
menghampiri kita ego masing-masing sama besarnya, suatu hal yang lumrah ada
pada anak muda. Saat itu aku berhenti komunikasi dengan dia untuk beberapa hari
agar diri ini bisa introspeksi dan merenung untuk masing-masing pribadi pikir aku.
Hal yang aku tidak duga sebelumnya dalam beberapa hari putus komunikasi dengan
dia, ternyata dia sudah punya pacar baru dan dia sendiri yang mengenalkannya.
Saat itu perasaan sudah tidak karuan. Jadi ini rasanya patah hati pikirku
sampai-sampai aku jadi tidak nafsu makan selama dua hari, selama dua hari itu
pula aku mencoba sekeras aku bisa untuk mengontrol diri aku sendiri, mengontrol
emosi dan pikiran, mencoba berpikir logis dan realistis.
Hidup harus tetap berjalan walau tanpa orang yang kita
cintai, jika bukan jodoh ku berarti bukan yang terbaik buatku. Setidaknya
itulah yang bisa aku usahakan agar tetap tenang dan bersikap seperti sedia
kala, mencoba lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman, karena jika
sendirian maka hanya kenangan yang akan kita ingat bersama dia. Dari dulu usaha
dalam diriku sendiri adalah bagaimana caranya mengontrol diri sendiri dan
ternyata gagal saat aku patah hati dan baru bisa berhasil saat dua hari
berselang. Masalah percintaan boleh diratapi tapi hanya sesaat saja untuk
mencari pembelajaran yang bisa diambil selepas itu kita harus move on, apalagi
bagi aku yang sudah kelas 12 dan harus fokus pada ujian nasional yang akan
segera aku hadapi beberapa bulan lagi sebagai penentu kelulusan. Suatu
kesalahan yang aku lakukan beberapa bulan kemudian ketika mendengar bahwa
shelia sudah putus dengan pacarnya, dulu aku mencoba menghubunginya, dan dia
hanya membalas seadanya lalu aku tersadar akan suatu hal, yaitu tentang
perjuangan dulu aku lepas dari bayang-bayang rasa pahit tentang perlakuan dia,
akan sia-sia jika harus kembali dan kemungkinan besar hal yang sama akan
terulang kembali. Sejak saat itu aku mulai fokus pada diri sendiri.
Persiapan ujian Nasional terus dikebut baik oleh
pribadiku sendiri dan program kegiatan belajar dari sekolah, hari yang dinanti
pun tiba. Ujian nasional yang berlangsung selama beberapa hari membuat jantung
berdebar, jelas karena ujian nasional adalah penentu kelulusan, tidak peduli
kamu berkelakuan baik selama sekolah atau bahkan mempunyai prestasi akademik
seperti lomba olimpiade pada mata pelajaran tertentu atau prestasi non akademik
individu dan kelompok, semua itu ibarat tidak ada nilainya sama sekali jika
nilai ujian nasional tidak mencapai batas minimal, tidak adil rasanya bukan? Maka
dari itu semua energi terkuras pada ujian ini baik dari persiapan dan
pelaksaan. Alhamdulilah aku lulus setelah semua kerja keras dan doa orang tua
No comments:
Post a Comment