Tuesday, August 18, 2020

Resensi Film, "Toko Barang Mantan" tahun 2020

.

Lagi-lagi film ini di bintangi Aktor Terbaik Indonesia, yaitu Reza Rahadian, walaupun kadang kita “bosan dalam artian tidak ada wajah baru, namun akting Reza masih menjadi yang terbaik. Sebelumnya Reza digadang-gadang akan memerankan "Minke" dalam Bumi Manusia yang pada akhirnya tidak jadi karena dinilai ketuaan, tapi dalam Film Habibie dan Ainun 3, malah Reza Rahadian dinilai masih cocok memerankan Habibie yang SMA dan waktu kuliah. Dalam Bumi Manusia Dibanding Iqbal yang menurut saya pribadi belum cukup baik apalagi banyak yang menganggap Iqbal sudah melekat dengan peran "Dilan" nya. Seperti Daniel Reclife dengan peran Harry Potternya yang membuatnya susah mendapatkan peran lain, saking melekatnya dengan serie Film Harry potter

Reza memerankan tristan seorang pemilik Toko Barang Mantan, seorang mahasiswa legend dan mantan playboy hits di kampusnya yang belum bisa move on pada mantan terakhirnya, Namun memiliki wawasan luas yang berfilosofis. Melihat dari penampilan Tristan, dengan kaos, celana oblong dan rambut gondrongnya acap kali identik dengan mahasiswa legend atau mahasiswa yang telat dalam menyelessaikan kuliah, selain itu juga identik dengan seorang aktivis kampus yang peduli kepada lingkungan sosial serta peduli terhadap negara khususnya kepentingan raktyat kecil yang sedang berjuang melawan ketidakadilan dan tindakan semena-mena oleh rezim. Tristan dalam pengamatan saya punya wawasan luas dalam setiap dialog-dialognya dengan bawahannya di toko, ya dia punya anak buah yang lebih tepat dibilang sebagai sahabat dan sekaligus tempat bertukar pikiran, namun kadang juga jika tristan sedang kesal pada suatu hal dia hanya ingin didengarkan tanpa ingin dinasehati oleh kedua rekannya tersebut tanpa bisa bertukar pendapat

            Toko barang mantan besutan tristan benar-benar menjual barang pemberian dari mantan dari orang-orang yang ingin menjualnya, selain itu tidak hanya serta-merta menjual barang mantan begitu saja namun juga sejarah dari barang tersebut ataupun kenangannya dan terakhir bagaimana dia bisa putus dengan pacarnya. Tristan diceritakan punya banyak pacar, dan terkenal di kampusnya, tidak pernah pacaran pada satu cewek saja, namun pacar terakhirnya yang sekarang jadi mantan adalah hal yang membuat Tristan hanya berhubungan pada satu cewek dan sekarang tristan malah terperdaya seakan-akan tidak bisa move on, selain itu dia juga tidak mau di anggap cengeng ketika ada yang tau kalau dia belum bisa lepas dari mantan pacarnya, rasa egois dan gengsinya yang terkenal akan playboy bisa menjadi olok-olok jika ada yang tau kalau sekarang tidak bisa move on dari satu cewek

            Latar belakang keluarga Tristan pun yang single parent karena sudah ditinggal ibunya sejak SD turut menjadi perubahan sikap seorang Tristan dan seorang anak pada umumnya, apalagi jika mendengarkan penuturan Tristan kepada ayahnya yang juga setelah kematian ibunya, beliau sering bertemu banyak perempuan dan akhirnya menikah setelah 1 tahun dari kepergian ibunya. Suatu ketika mantan Tristan datang ke toko barang mantan milik tristan. Obrolan mereka pun masih santai sampai sang mantan mengeluarkan sepucuk undangan nikahan, awalnya Tristan tidak percaya kalau itu adalah undangan nikahan mantannya itu, sampai dia sadar bahwa setiap orang berhak melanjutkan hidupnya masing-masing tanpa terikat masa lalu yang seperti apapun itu. Tristan merenung dalam kesendirian dan melihat barang mantannya yang dia bilang sudah dijual kepada mantannya tadi namun masih disimpan, kenangan semasa bersama tiba-tiba muncul kembali

Berselang bebeerapa waktu sang mantan kembali ke toko tersebut dengan wajah sedih dan berlinangan air mata, dia menceritakan suatu masalah dan ingin mengakhiri hubungan itu serta bermaksud ingin menjual cincin tuanangannya itu di toko Tristan. Selepas itu Tristan seperti punya kesempatan kedua untuk dekat lagi dengan mantannya dan dia memang tambah intens berkomukasi dengan mantannya sampai juga pernah nongkrong bareng, namun bagi mantannya masa itu adalah masa lalu yang tidak ingin di ulangi kedekatannya dengan tristan bukan seperti seorang kekasih namun dia anggap sebagai teman dekat. Perasaan seseorang mana ada yang tahu jika tidak di ungkapkan dan mungkin itu yang dirasakan Tristan dengan menyimpulkan sendiri bahwa dia masih ada kesempatan.

            Suatu ketika cincin mantannya yang ada dalam tokonya akhirnya terjual, dan berselang beberapa hari sang mantan datang kembali, dalam obrolan dengan mantannya, Tristan kaget ketika mantannya memakai kembali cincin yang iya jual, lalu sang mantan mengatakan bahwa dia sudah menyelesaikan masalahnya dengan tunangannya dan akan melanjutkan pernikahannya, ya benar beberapa hari yang lalu yang membeli cincin itu adalah tunagannya sendiri. Mendengar itu perasaan Tristan cemarut bercampur rasa marah dengan segala harapan yang dia anggap dan disimpulkan sendiri tentang sebuah kesempatan kedua sirna. Tristan merenung dan memanggil dua sahabatnya untuk minta masukan, tristan yang terkenal opininya benar kali ini harus banyak diam ketika kedua sahabatnya mengatakan yang sebenarnya tentang keegoisannya selama ini dan sikap perfectionist tristan seperti tidak mendengarkan perkataan orang lain. Nasi sudah menjadi bubur dan Tristan baru sadar sekarang bahwa tidak baik memaksakan sesuatu yang bukan takdir kita

            Dari film ini kita belajar suatu hal tentang melepaskan diri dari ikatan masa lalu apalagi ketika masa lalu itu buruk bagi kita, kita harus tetap melanjutkan hidup agar tidak terjebak dalam masa lalu, di tengah-tengah film saya juga sadar bahwa kisah ini sedikit menyikut tentng kisah saya yang bisa dikatakan mirip. Tristan setelah merenung akhirnya berpikir jernih dan segera menyelesaikan kuliahnya sedangkan tokonya ia serahkan kepada sahabatnya, dan dia ingin menekuni dunia yang baru dengan gelarnya sekarang

 

No comments:

Post a Comment