.
Lagi-lagi film ini di bintangi Aktor Terbaik Indonesia, yaitu Reza Rahadian, walaupun kadang kita “bosan” dalam artian tidak ada wajah baru, namun akting Reza masih menjadi yang terbaik. Sebelumnya Reza digadang-gadang akan memerankan "Minke" dalam Bumi Manusia yang pada akhirnya tidak jadi karena dinilai ketuaan, tapi dalam Film Habibie dan Ainun 3, malah Reza Rahadian dinilai masih cocok memerankan Habibie yang SMA dan waktu kuliah. Dalam Bumi Manusia Dibanding Iqbal yang menurut saya pribadi belum cukup baik apalagi banyak yang menganggap Iqbal sudah melekat dengan peran "Dilan" nya. Seperti Daniel Reclife dengan peran Harry Potternya yang membuatnya susah mendapatkan peran lain, saking melekatnya dengan serie Film Harry potter
Reza
memerankan tristan seorang pemilik “Toko
Barang Mantan”, seorang mahasiswa legend
dan mantan playboy hits di kampusnya yang belum bisa move on pada mantan
terakhirnya, Namun memiliki wawasan
luas yang berfilosofis. Melihat dari penampilan Tristan, dengan kaos, celana
oblong dan rambut gondrongnya acap kali identik dengan mahasiswa legend
atau mahasiswa yang telat dalam menyelessaikan kuliah, selain itu juga identik
dengan seorang aktivis kampus yang peduli kepada lingkungan sosial serta peduli
terhadap negara khususnya kepentingan raktyat kecil yang sedang berjuang
melawan ketidakadilan dan tindakan semena-mena oleh rezim. Tristan dalam pengamatan
saya punya wawasan luas dalam setiap dialog-dialognya dengan bawahannya di
toko, ya dia punya anak buah yang lebih tepat dibilang sebagai sahabat dan
sekaligus tempat bertukar pikiran, namun kadang juga jika tristan sedang kesal
pada suatu hal dia hanya ingin didengarkan tanpa ingin dinasehati oleh kedua
rekannya tersebut tanpa bisa bertukar pendapat
Toko barang mantan besutan tristan
benar-benar menjual barang pemberian dari mantan dari orang-orang yang ingin
menjualnya, selain itu tidak hanya serta-merta menjual barang mantan begitu
saja namun juga sejarah dari barang tersebut ataupun kenangannya dan terakhir
bagaimana dia bisa putus dengan pacarnya. Tristan diceritakan punya banyak
pacar, dan terkenal di kampusnya, tidak pernah pacaran pada satu cewek saja,
namun pacar terakhirnya yang sekarang jadi mantan adalah hal yang membuat Tristan
hanya berhubungan pada satu cewek dan sekarang tristan malah terperdaya
seakan-akan tidak bisa move on, selain itu dia juga tidak mau di anggap
cengeng ketika ada yang tau kalau dia belum bisa lepas dari mantan pacarnya,
rasa egois dan gengsinya yang terkenal akan playboy bisa menjadi olok-olok jika
ada yang tau kalau sekarang tidak bisa move on dari satu cewek
Latar belakang keluarga Tristan pun
yang single parent karena sudah ditinggal ibunya sejak SD turut menjadi
perubahan sikap seorang Tristan dan seorang anak pada umumnya, apalagi jika
mendengarkan penuturan Tristan kepada ayahnya yang juga setelah kematian
ibunya, beliau sering bertemu banyak perempuan dan akhirnya menikah setelah 1
tahun dari kepergian ibunya. Suatu ketika mantan Tristan datang ke toko barang
mantan milik tristan. Obrolan mereka pun masih santai sampai sang mantan
mengeluarkan sepucuk undangan nikahan, awalnya Tristan tidak percaya kalau itu
adalah undangan nikahan mantannya itu, sampai dia sadar bahwa setiap orang
berhak melanjutkan hidupnya masing-masing tanpa terikat masa lalu yang seperti
apapun itu. Tristan merenung dalam kesendirian dan melihat barang mantannya
yang dia bilang sudah dijual kepada mantannya tadi namun masih disimpan,
kenangan semasa bersama tiba-tiba muncul kembali
Berselang bebeerapa waktu sang mantan kembali ke toko
tersebut dengan wajah sedih dan berlinangan air mata, dia menceritakan suatu
masalah dan ingin mengakhiri hubungan itu serta bermaksud ingin menjual cincin
tuanangannya itu di toko Tristan. Selepas itu Tristan seperti punya kesempatan
kedua untuk dekat lagi dengan mantannya dan dia memang tambah intens berkomukasi
dengan mantannya sampai juga pernah nongkrong bareng, namun bagi mantannya masa
itu adalah masa lalu yang tidak ingin di ulangi kedekatannya dengan tristan
bukan seperti seorang kekasih namun dia anggap sebagai teman dekat. Perasaan seseorang
mana ada yang tahu jika tidak di ungkapkan dan mungkin itu yang dirasakan Tristan
dengan menyimpulkan sendiri bahwa dia masih ada kesempatan.
Suatu ketika cincin mantannya yang
ada dalam tokonya akhirnya terjual, dan berselang beberapa hari sang mantan
datang kembali, dalam obrolan dengan mantannya, Tristan kaget ketika mantannya
memakai kembali cincin yang iya jual, lalu sang mantan mengatakan bahwa dia
sudah menyelesaikan masalahnya dengan tunangannya dan akan melanjutkan
pernikahannya, ya benar beberapa hari yang lalu yang membeli cincin itu adalah
tunagannya sendiri. Mendengar itu perasaan Tristan cemarut bercampur rasa marah
dengan segala harapan yang dia anggap dan disimpulkan sendiri tentang sebuah
kesempatan kedua sirna. Tristan merenung dan memanggil dua sahabatnya untuk
minta masukan, tristan yang terkenal opininya benar kali ini harus banyak diam
ketika kedua sahabatnya mengatakan yang sebenarnya tentang keegoisannya selama
ini dan sikap perfectionist tristan seperti tidak mendengarkan perkataan
orang lain. Nasi sudah menjadi bubur dan Tristan baru sadar sekarang bahwa
tidak baik memaksakan sesuatu yang bukan takdir kita
Dari film ini kita belajar suatu hal
tentang melepaskan diri dari ikatan masa lalu apalagi ketika masa lalu itu
buruk bagi kita, kita harus tetap melanjutkan hidup agar tidak terjebak dalam
masa lalu, di tengah-tengah film saya juga sadar bahwa kisah ini sedikit
menyikut tentng kisah saya yang bisa dikatakan mirip. Tristan setelah merenung
akhirnya berpikir jernih dan segera menyelesaikan kuliahnya sedangkan tokonya
ia serahkan kepada sahabatnya, dan dia ingin menekuni dunia yang baru dengan
gelarnya sekarang
No comments:
Post a Comment