Siang itu terasa begitu panas setelah keluar dari ruangan ber AC, Agnibrata sapaan barunya di kampus, nama lengkapnya Agnibrata baswara yang bisa di artikan berjiwa hangat nan berkilau. sosok yang apadanya dengan uang bulanan yang cukup hanya untuk bensin motor bebeknya yang tanpa tebeng depan, ya motor tersebut memang demikian karena belum dicarikan gantinya. Ya, uang sangu kuliahnya mana cukup untuk beli hal seperti itu. Agnibrata yang sehari harinya tidak pernah jajan dikampus karena memang untuk menghemat uangnya yang pas pasan. Dia sempat suka sama seoarang cewek di kampusnya, teman kelasnya, namun melihat dompetnya yang apa adanya dan kebiasaan cewek hedon yang suka ke mall, kebetulan kampusnya dekat sekali dengan mall, sehingga mall itu identik dengan mall mahasiswa kampus tersebut, mall mahasiswa yang harga di dalamnya tidak seperti kantong mahasisswa, Cuma isinya pasti dari mahasiswa sekitar, biasanya pada saat beasiswa bidikmisi keluar, mall itu akan penuh oleh mahasiswa yang katanya miskin tapi bisa ganti hp setiap 3 bulan, karena beasiswa ini kadang cair setiap 3 bulan. Satu hal orang yang sebenarnya mampu namun dapat beasiswa ini adalah hanya karena orang tuanya bukan pegawai negeri, namun punya usaha yang penghasilan sudah cukup,. Hal inilah yang tidak terdeteksi kekayaan suatu keluarga, hingga bisa mendapatkan bwasiswa yang diperuntukkan bagi orang miskin, bahkan ada yang pinjem rumah yang jelek saat dilakukan survei ke rumah masing-masing
Agnibrata yang keseharian banyak
menghabiskan waktunya dikampus, tentu ada alasan tersendiri mengapa dia betah
di kampus. Dengan uang 150 ribu di kota besar seperti surabaya serasa tidak
cukup untuk 2 minggu, apalagi untuk sewa kos, maka dari Agnibrata menumpang di pamannya,
jangan dibayangkan dia punya kamar sendiri, dia hanya numpang tidur di laundry
yang buka dari pagi sampai petang, jadi sebelum malam dia tidak kesana untuk
tidur, saat siang pun dia ga bisa tidur, jadi hanya duduk saja di kursi kayu
panjang dengan menahan kantuknya, kadang dia juga menghabiskan waktunya dengan
baca koran di warung pamannya yang sederhana kecil yang hanya bisa menampung5-8
orang saja, lokasinya pun di sebuah gang dekat terminal, karena dulunya mnya
penjual asngan yang sekarang punya usaha laundry dan warkop Agnibrata berfikir
keras bagaimana dia bisa menghabiskan waktu siang ini agar tidak mengantuk,
kadang juga pernah tidur di masjid, namun kadang di usir karena di surabaya
ssudah banyak yang tidak membolehkan masjid dijadikan tempat tidur siang apalagi
malam, kadang dia main di kos temannya. Pasti ada perasaan malu atau sungkan
kalau tiap hari, namun dia mengatasi nya dengan pindah-pindah antar kos
teman-teman akrabnya, kadang menahan malu untuk survive ya sah sah saja
Kegiatan lainnya yaitu dia banyak
ikut kegiatan organisasi menjadi panitia dan lain sebagainya, numpang tidur di
sekretariat organisasi sudah biasa dia lakukan karena kuliahnya yang pagi
selesai siang, dan siang itu dia tidak ada tempat untuk singgah atau hanya
sekedar merebahkan badan. Hal keterpaksaan inilah yang juga menjadikan akhir
pekan Agnibrata penuh di kampus karena tidak bisa tidur sampai siang seperti
yang dai harapkan,dan ikutlah semua kegiatan organisasi di akhir pekan, kadang
selain bisa makan gratis juga bisa jalan-jalan ke luar kota, niasanya ke pacet,
rujukan semua organisasi untuk melakukan kegiatan selain karena daerah
pegunungan yang berhawa dingin dengan surabaya yang berhawa panas sekali
Ketika orang lain menghabiskan malam
minggu dengan pacaran beda lagi dengan si Agnibrata ini, karena memang tidak
punya pacar dia menghabiskan waktu dengan nongkrong dengan teman kampus di
warkop atau biasanya jalan-jalan ke tempat hiburan yang belum pernah di
kunjunginya, selain agar mengenal tempat rantaunya ini juga biar hafal jalan, paling
biasanya ke taman bungkul dengan teman akrabnya yaitu si Tama, yang juga teman
satu daerah dengan si Agnibrata sambil membicarakan peluang ke depan seperti
apa dan hal yang bisa membuat kita berkembang, tidak diam di satu tempat zona
nyaman, memang Agnibrata sejak awal punya target tersindiri di awal-awal
kuliahnya selain juga karena motivasi kakak-kakak tingkat semasa sekolah dulu
yang membagikan pengalaman kuliahnya sejak saat itu dai punya tekad yang sama
untuk mencoba hal baru mencari wawasan dan relasi seluas-luasnya selagi muda.
No comments:
Post a Comment