Tuesday, August 11, 2020

PANDANG BASWARA (bagian 1)

 

         Siang itu terasa begitu panas setelah keluar dari ruangan ber AC, Agnibrata sapaan barunya di kampus, nama lengkapnya Agnibrata baswara yang bisa di artikan berjiwa hangat nan berkilau. sosok yang apadanya dengan uang bulanan yang cukup hanya untuk bensin motor bebeknya yang tanpa tebeng depan, ya motor tersebut memang demikian karena belum dicarikan gantinya. Ya, uang sangu kuliahnya mana cukup untuk beli hal seperti itu. Agnibrata yang sehari harinya tidak pernah jajan dikampus karena memang untuk menghemat uangnya yang pas pasan. Dia sempat suka sama seoarang cewek di kampusnya, teman kelasnya, namun melihat dompetnya yang apa adanya dan kebiasaan cewek hedon yang suka ke mall, kebetulan kampusnya dekat sekali dengan mall, sehingga mall itu identik dengan mall mahasiswa kampus tersebut, mall mahasiswa yang harga di dalamnya tidak seperti kantong mahasisswa, Cuma isinya pasti dari mahasiswa sekitar, biasanya pada saat beasiswa bidikmisi keluar, mall itu akan penuh oleh mahasiswa yang katanya miskin tapi bisa ganti hp setiap 3 bulan, karena beasiswa ini kadang cair setiap 3 bulan. Satu hal orang yang sebenarnya mampu namun dapat beasiswa ini adalah hanya karena orang tuanya bukan pegawai negeri, namun punya usaha yang penghasilan sudah cukup,. Hal inilah yang tidak terdeteksi kekayaan suatu keluarga, hingga bisa mendapatkan bwasiswa yang diperuntukkan bagi orang miskin, bahkan ada yang pinjem rumah yang jelek saat dilakukan survei ke rumah masing-masing

            Agnibrata yang keseharian banyak menghabiskan waktunya dikampus, tentu ada alasan tersendiri mengapa dia betah di kampus. Dengan uang 150 ribu di kota besar seperti surabaya serasa tidak cukup untuk 2 minggu, apalagi untuk sewa kos, maka dari Agnibrata menumpang di pamannya, jangan dibayangkan dia punya kamar sendiri, dia hanya numpang tidur di laundry yang buka dari pagi sampai petang, jadi sebelum malam dia tidak kesana untuk tidur, saat siang pun dia ga bisa tidur, jadi hanya duduk saja di kursi kayu panjang dengan menahan kantuknya, kadang dia juga menghabiskan waktunya dengan baca koran di warung pamannya yang sederhana kecil yang hanya bisa menampung5-8 orang saja, lokasinya pun di sebuah gang dekat terminal, karena dulunya mnya penjual asngan yang sekarang punya usaha laundry dan warkop Agnibrata berfikir keras bagaimana dia bisa menghabiskan waktu siang ini agar tidak mengantuk, kadang juga pernah tidur di masjid, namun kadang di usir karena di surabaya ssudah banyak yang tidak membolehkan masjid dijadikan tempat tidur siang apalagi malam, kadang dia main di kos temannya. Pasti ada perasaan malu atau sungkan kalau tiap hari, namun dia mengatasi nya dengan pindah-pindah antar kos teman-teman akrabnya, kadang menahan malu untuk survive ya sah sah saja

            Kegiatan lainnya yaitu dia banyak ikut kegiatan organisasi menjadi panitia dan lain sebagainya, numpang tidur di sekretariat organisasi sudah biasa dia lakukan karena kuliahnya yang pagi selesai siang, dan siang itu dia tidak ada tempat untuk singgah atau hanya sekedar merebahkan badan. Hal keterpaksaan inilah yang juga menjadikan akhir pekan Agnibrata penuh di kampus karena tidak bisa tidur sampai siang seperti yang dai harapkan,dan ikutlah semua kegiatan organisasi di akhir pekan, kadang selain bisa makan gratis juga bisa jalan-jalan ke luar kota, niasanya ke pacet, rujukan semua organisasi untuk melakukan kegiatan selain karena daerah pegunungan yang berhawa dingin dengan surabaya yang berhawa panas sekali

            Ketika orang lain menghabiskan malam minggu dengan pacaran beda lagi dengan si Agnibrata ini, karena memang tidak punya pacar dia menghabiskan waktu dengan nongkrong dengan teman kampus di warkop atau biasanya jalan-jalan ke tempat hiburan yang belum pernah di kunjunginya, selain agar mengenal tempat rantaunya ini juga biar hafal jalan, paling biasanya ke taman bungkul dengan teman akrabnya yaitu si Tama, yang juga teman satu daerah dengan si Agnibrata sambil membicarakan peluang ke depan seperti apa dan hal yang bisa membuat kita berkembang, tidak diam di satu tempat zona nyaman, memang Agnibrata sejak awal punya target tersindiri di awal-awal kuliahnya selain juga karena motivasi kakak-kakak tingkat semasa sekolah dulu yang membagikan pengalaman kuliahnya sejak saat itu dai punya tekad yang sama untuk mencoba hal baru mencari wawasan dan relasi seluas-luasnya selagi muda.

No comments:

Post a Comment