Berjalannya waktu dan bertambahnya ilmu pengetahuan serta
wawasan dari berbagai upaya yang kita lakukan akan membuat kita berbeda cara
berfikir dalam melihat suatu hal. Salah satu yang merubah arah pandangan saya
setelah membaca buku terkenal karya Ary Ginanjar yang berjudul ESQ terbit tahun
2001. Menjelaskan tentang tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu menjadi bahagia,
tujuan yang semua manusia kejar dengan cara masing-masing. Namun ada sedikit
pesan tersirat dalam buku ini, yaitu dalam proses pencarian ilmu pengetahuan,
buku ini tidak hanya menjelaskan secara sains dan pengetahuan barat namun juga
menyeimbangkan dengan dasar dari Al-Quran,
sesuatu yang mengingatkan saya dan kita, ketika dalam proses mencari ilmu.
Pencarian ilmu tanpa keseimbangan dengan ilmu Agama akan membuat kita menjadi
sekuler (memisahkan Agama dengan kehidupan sehari-hari atau agama hanya ilmu
untuk menyembah Tuhan) inilah yang tidak disadari dan banyak orang terlanjur menjadi
sekuler (dikotomi agama dan sains). Hal ini sudah di uraikan oleh Ary Ginanjar
ketika dalam pencarian jati diri yang panjang dan semua tujuan hidupnya
tercapai namun belum merasa tenang akan hidupnya, sampai dia menyeimbangkan
pengetahuan umumnya dengan ilmu Agama. Contoh Kalimat yang biasa di ucapkan
oleh orang sekuler adalah “Yang penting Baik pada semua orang walaupun jarang
beribadah”
Buku kedua adalah karya Majdi Ubaid Al-Hafizh yang
menjelaskan penelitian-penelitian saintifik barat dan timur tengah tentang cara
menghafal Al-Quran, FYI Adik saya seorang Hafidzah, dan sebagai kakak yang
sportif saya tidak memaksakan sesuatu tujuan hidup, terkadang Orang tua
memaksakan cita-citanya yang belum tercapai agar dikerjakan oleh anaknya, tapi
memaksa anaknya untuk belajar adalah hal wajib, dulu saya sering mengingatkan
adik saya untuk kuliah namun lambat laun sadar bahwa belajar itu banyak macam
cara dan tidak perlu khawatir terhadap masa depan jika kita berilmu, seperti
dalam surat Al-Muzadallah ayat 11 menjelaskan bahwasanya Allah akan meninggikan
derajat orang yang berilmu, dan sekarang saya sadar, dengan Hafalan Al-Quran
nya dia bisa masuk kampus manapun, karena setiap kampus ada jalur khusus bagi
penghafal Al-Quran. adik saya yang hafalan Al-qurannya hampir sempurna membuat
diri saya malu, yang dulu hafalan wajib jus 30 saat madrasah setingkat SD, kini
tinggal hafal surah Al-ikhlas dan An-Naas yang dibaca saat sholat
berulang-ulang tidak pernah ganti, dan sekarang harus repeatual
Pesan yang ingin saya
sampaikan dari 2 utas tadi adalah Tuntutlah ilmu seluas-luasnya dengan jalan
manapun tanpa menjadi sekuler, dan perbaiki bacaan Sholat dan Hafalan Al-Quran,
tidak peduli seberapa baik di Dunia karena Yang ditimbang pertama Adalah Sholat
dan yang Menolong kita di Kuburan adalah Pahala dari Al-Quran, Syafaat
Rasullullah dan Amal Jariyah
No comments:
Post a Comment