Sunday, July 19, 2020

SEKULARISME BERKEDOK DEMOKRASI, TOLERANSI, PLURALISME, EMANSIPASI DAN HAK ASASI MANUSIA


Nilai-nilai Demokrasi, toleransi, pluraslisme, emasipasi dan hak asasi manusia memang terkandung dalam Islam, Namun apa yang ada sekarang tidak seperti dalam pemahaman Islam, karena mereka yang terus mengusung sekularisme punya agenda sendiri. Semisal ada tokoh Partai yang menolak diberlakukannya hukum syariah di suatu daerah, padahal hal tersebut berlaku untuk muslim saja, lalu ada pula yang menolak poligami dengan alasan intoleransi dengan alasan merugikan perempuan dan menelantarkan anak-anak, padahal undang-undang di negeri ini sudah lama mengesahkan pligami. Padahal Poligami berdasar data perceraian bukan yang paling banyak dalam kasus perceraian namun karena faktor ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga dan lain-lain. Anehnya pada waktu yang bersamaan yang menolak poligami tidak bersuara terhadap fenomena lokalisasi yang masih marak baik secara terang-terangan ataupun secara dia,-diam, bahkan cendderung melegalkan. Padahal itu jelas menistakan perempuandan membahakan anak-anak. Selain itu mereka juga yang pasang badan terhadap dukungan melegalkan LGBT atas nama kebebasan berkeyakinan. Komunitas LGBT tetap berprinsip dan menekankan bahwa sifat tersebut sudah menjadi bawaan sejak lahir dan tidak bisa ditolak
Emansipasi dalam kisah R.A Kartini juga banyak salah di artikan leh kalangan milenial. Emansipasi tidak menuntut kesetaraan Gender seperti penganut paham feminisme, yaitu meyakini bahwa laki-laki dan perempuan sama derajatnya dengan laki-laki. Emansipasi disini dalam kesimpulan saya adalah tuntutan R.A Kartini dalam memperoleh hak belajar dimana itu merupakan hak setiap manusia yang juga tertuang dalam Hak asasi Manusia dan sekarang sudah dalam Undang-undang negara Indonesia
 Dalam Islam sendiri ada ayat Al-quran dan Hadits yang sudah menerangkan kodrat perempuan. Dalam surat An-nisa ayat 34 “ Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka(laki-laki) atas sebagian atas sebagian yang lain (peerempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”. Ayat ini kemudian di tafsir oleh Ibnu Katsir yang menyimpulkan adalah laki-laki lebih baik daripada perempuan karena itulah pangkat kenabian diberikan kepada laki-laki dan tidak akan ada kejayaan jika perempuan yang memimpin. Riwayat hadits dari Abdullah bin Umar, ketika Rasullullah mengatakan bahwa mayoritas penduduk neraka adalah perempuan dikarenakan perempuan sering kali melaknat  dan mengingkari kebaikan-kebaikan suami. Kesaksian seorang laki-laki sama dengan kesaksian dua orang perempuan serta ketika seorang wanita haid tidak bisa melaksanakan ibadah sholat dan puasa. Seorang perempuan juga tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik seperti pria daripada akalnya sehingga menyebabkan keseimbangan berpikirnya berkurang ketika emosinya bermain.
Pluralisme yang salah jalan dan maksud pun banyak bertebaran dengan mencampurkan ajaran-ajaran agama. Pluralisme agama yang menyatakan semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga. Berdasarkan pengertian itu, MUI memfatwakan pluralisme agama bertentangan dengan Islam dan Muslim haram mengikuti paham itu. “Dalam masalah akidah dan ibadah, umat Islam wajib bersikap eksklusif.” Dalam artian, haram mencampuradukkan akidah dan ibadah umat Islam dengan akidah dan ibadah umat beragama lainnya. Mengenai pluralitas di masyarakat MUI pun menyinggungnya. Bagi yang tinggal bersama pemeluk agama lain, dalam masalah sosial yang tak berkaitan dengan akidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif. Menurut MUI, ini berarti Muslim tetap menjalin pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan. Dalam memutuskan fatwa tersebut, lembaga ini merujuk pada sejumlah ayat Alquran dan hadis sebagai dasar. Di antaranya, Surah Ali Imran ayat 19, yang menyatakan agama yang diridhai di sisi Allah SWT hanyalah Islam.


REFRENSI
·         SIDOGIRI MEDIA edisi 135
·         SIDOGIRI MEDIA edisi 145
·     republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/06/18/m5t1qz-islam-menentang-pluralisme-agama (19 Juli 2020)

No comments:

Post a Comment