Saturday, July 4, 2020

RESENSI Buku Bestseller “E S Q”


              Pada awal buku ini dikisahkan riwayat penulis tentang sebuah pencarian jati diri bahkan yang di amati dari kisah pencarian jati diri tersebut berlangsung hampir separuh hidupnya. Mulai dari dia menginjakkan kakinya di sekolah menengah pertama, yang muncul pertanyan apa makna hidup dan tujuan hidup, lalu berlanjut dalam saat dia sekola menegah atas dan menjadi siswa berprestasi guna menginginkan masuk di perguruan tinggi favorit seperti apa yang siswa baru lulus kebanyakan dikejar, namun sampai dia mencapai tujuannya tersebut belum merasakan makna hidup sampai dia melanjutkan kuliah ke keluar negeri guna mencapai suatu gelar dari luar negeri dan memperoleh pekerjaan yang banyak didampakan kebanyakan orang yaitu menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai dosen di kampus negeri, dan yang mengejutkan saya dari yang dikisahkan yaitu pengunduran dirinya berselang 2 hari sejak diangkat menjadi PNS, orang tuanya juga kecewa terhadap keputusan yang diambilnya, karena harapan orang tua agar anaknya memperoleh pekerjaan tetap yang terjamin malah di sia siakan. Jika kita melihat di kisaran tahun 90an sampai awal tahun 2000an masih banyak sekali orang tua yang mengharapkan anaknya menjadi PNS, bahkan saya juga termasuk yang bercita-cita demikian yang ditanamkan orang tua saya sejak kecil.
            Apa yang disebut kemapanan ternyata belum mampu membuat beliau si penulis buku mendapat ketenangan batin terhadap makna hidup. Setelah berhenti dari dinasnya beliau mulai membuka usaha dan mulai bermindset sebagai seorang pengusaha yaitu hanya target penjulanan yang dikejar untuk mendapatkan laba sebanyak mungkin bagi usahanya, namun setelah segala upaya dalam berbisnis dan mendapatkan apa yang di inginkan yaitu hasil usaha seperti harta ternyata belum cukup menemukan makna hidup yang dia cari selama sampai dia menemukan seorang guru yang membimbing beliau dalam arti menemukan makna hidup, ketenangan batin dengan rasa ikhlas dan syukur. Yaitu dengan jalan mulai mempelajarai islam lebih jauh serta tujuan kita berada di dunia ini
            Buku ini banyak membahas ilmu yang mencakup banyak hal seperti kebanyakan buku-buku yang pernah saya baca, buku ini juga banyak menyisipkan penelitian-penelitian yang relevan dalam ilmu pengetahuan modern, dan berbagai tokoh-tokoh dunia yang berpengaruh besar terhadap perkembagan kehidupan manusia pada umumnya seperti ilmu-ilmu eksak lainnya namun ada satu hal yang berbeda dari buku ini, yaitu menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai landasan dari semua ilmu dunia dan mengaitkan semua ilmu yang ada dalam sekolah umum untuk membuktikan semata-mata ilmu yang diteliti orang barat sudah jauh terlebih dulu di bahas dan dijelaskan dalam Alquran dan Hadits, jadi bukan Al-quran dan Hadits yang harus mengikuti ilmu atau penelitian-penelitian terbaru, bukan Al-quran yang harus menyesuaikan dengan keadaan ilmu pengetahuan sekarang, tapi disini kita dijelaskan bagaimana kita harus mempelajari Al-quran terlebih dahulu guna mencari fakta-fakta tentang perkembagan ilmu pengetahuan.
            Buku ini juga mengkhususkan tentang pengendalian emosi lebih utama di banding pengetahuan umum atau dalam istilah buku disebut Emotional Quotient (EQ) lebih penting daripada Intelegent Quotient (IQ), dan terdapat pula Spiritual Quotient (SQ). Disini dijelaskan bahwa sangat bahaya jika manusia hanya mengandalkan IQ saja tanpa dilandasi SQ dan EQ, contoh gampangya adalah, berapa banyak orang pintar dan cerdas namun dia masih melakukan keburukan, berapa banyak pejabat dan pemimpin yang merupakan lulusan terbaik dari setiap kampus dan punya kesempatan mencari ilmu tinggi namun masih saja melakukan kezaliman semisal melakukan Korupsi, bukankah itu merupakan perbuatan zalim terhadap rakyatnya. Maka dari itulah disini menekankan pentingnya keseimbangan ilmu. Dalam pepatah islam juga disebutkan bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang paling utama, sudah jelas bahwa kecerdasan dalam ilmu bukan yang utama dan tidak akan berarti jika dia memiliki akhlak yang buruk. Hal yang baru dijelaskan dalam buku ini yang belum yaitu tidak hanya ESQ saja tapi juga terdapat Phisical Quotient (PQ) dimana PQ ini menunjang semua proses awal ESQ seperti istila Di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Yang kedua adalah Adversity Quotient (AQ) yang dimaknai sebagai sikap Pantang Menyerah dan motivasi tinggi dari dalam
Lebih jauh ada musuh utama yang dijelaskan dalam buku ini yaitu Musuh pertama adalah nafsu lahiriah atau insting hewani, nafsu yang semata mata untuk bertahan hidup. Musuh yang kedua lebih berat daripada musuh pertama dan susah terdeteksi, contoh dorongan untuk berkuasa yang tampaknya manusiawi saja. Dan yang terkahir dan paling berat musuh yang nomer tiga adalah, dorongan untuk mengabdi kepada selain Allah, nafsu ini sangat sulit kita sadari dan terlihat samar-samar yakni berupa Harta, jabatan, kehormatan, konsumerisme, gnostic, ilmu, profesi, uang, mobil dan cinta.

No comments:

Post a Comment