Disini saya terbawa pada latar dimana
setiap orang terdidik harus mengambil langkah langkah politik guna ikut
berpartisipasi mengisi kekosongan setelah kemerdekaan, dan disini saya melihat
bahwa dulu organisasi semua ibarat benar dalam artian seperti orang islam yang masuk di partai atau
organisasi yang
jelas-jelas anti agama seperti
komunis. Merasakan suasana saat itu dimana ada golongan tua dan muda, dan
golongan tua dianggap berpolitik kompromi artinya menerima peraturan peraturan
yang sebenarnya dibuat asing dan tidak terlalu baik untuk negara sehingga
dianggap lembek kepada pihak asing oleh golongan muda, kaum pemuda ingin dengan
cepat melakukan revolusi guna membebaskan negara yg sudah memproklamasikan
kemerdekaan agar sepenuhnya tidak dicampuri urusannya oleh pihak asing dan
menegaskan kepada belanda bahwa negara ini sudah merdeka dan negara ini akan
melawan terhadap ancaman-ancaman keamanan suatu negara berdaulat.
Merasakan bahwa negara ini sengaja dipecah
pecah, dengan mulai dibagi bagi wilayah dan dipersempit wilayah Indonesia, yang awalnya wilayah Indonesia yang diakui belanda hanya Jawa dan Madura, kini dipersempit hanya sebagian Jawa Tengah dan Jawa Timur,
melihat fakta bahwa negara-negara dulu yang sebenarnya satu negara dipecah belah
hingga akhirnya berpisah menjadi negara-negara sendiri, seperti bekas wilayah Uni
Soviet yg menjadi beberapa negara dan korea yg terbagi menjadi dua padahal
mereka satu bangsa, namun kepentingan rusia yang komunis dan Amerika Serikat yang liberalis sepakat
membagi 2 wilayah Korea. Karena menjadi sekutu saat perang
dunia ke-2 dan membebaskan wiyalah
Korea dari jajahan Jepang. Setelah
itu sempat terjadi penguasaan sluruh
wilayah
Korea oleh pihak komunis dan sekarang hanya tersisa separuh dalam hal
ini Korea Utara,
namun Amerika serikat
yang tidak ingin kehilangan pengaruhnya menyerang kembali dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
dan berhasil menguasai seluruh Korea dengan
pengaruh liberalisme, namun China saat itu tidak tinggal diam dan
membantu sesama negara dengan
ideologi komunisnya hingga akhirnya melahirkan perjanjian untuk genjatan
senjata sementara. Genjatan senjata sementara saat itu tidak pernah
menghasilkan titik temu tentang apakah perang akan berlanjut atau Korea akan
bersatu, dan sampai saat ini Korea masih menjadi 2
bagian.
Dari 2 hal tersebut bisa kita simpulkan
bahwa kekuatan-
kekuatan negara maju terutama Amerika Serikat tidak ingin nantinya ada negara
yang akan menyaingi
mereka di masa depan dan memecah belah suatu bangsa, dan yang terjadi seperti di Indonesia adalah
dimana belanda di biayai oleh Amerika
serikat untuk menumpas komunis di Indonesia dan
memecah belah indonesia. Spereti
yang kita ketahui, Indonesia lebih dekat dan banyak dibantu oleh Uni Soviet, serta kedekatan
presiden Soekarno terhadap Rusia.
Memikirkannya saja sudah terlalu berat
harus memulai dari mana untuk menjalankan sebuah negara, ketika pembahasan tentang
dasar negara yang menghasilkan
pancasila tercapai itu sudah dari cukup, dan ketika terjadi rasionalisasi TNI/ABRI pada saat itu Moh.hatta
yang menjadi perdama menteri
dan juga wakil presiden, dimana TNI ibarat tanpa komando yang jelas, setiap
daerah ada tentara sendiri yang berafiliasi dengan tokoh-tokoh penting di
daerahnya atau bahkan dibawah komando sebuah
partai misalnya yang berideologi komunis, maka rasionalisasi yang bertujuan menyatukan
komando dengan pucuk pemerintahan, sehingga bisa lebih efisien dan terstruktur,
TNI lebih ramping karena sebagian di rumahkan dalam artian tentara adalah
tanggung jawab negara dan negara tidak mampu untuk membiayai semua kebutuhan
hidup tentara, yang dirumahkan kembali kedalam pertanian dan menjadi buruh
pabrik, kebanyakan tentara yang dirumahkan ini tidak
menerima jika harus kembali menjalani seperti rakyat biasa, karena sudah
terbiasa dengan peran sebagai tentara
sebuah negara
Buku ini memang hanya mengulas
sebuah peristiwa sejarah dan penulis sendiri belum mendapat suatu akhir dari
apa yang dia tuliskan, sebuah narasi dari sebuah tugas akhir mahasiswa. Banyak
Pendapat dewasa ini oleh pengamat bahwa Soe Hok Gie akan menjadi sejarawan
besar diliat dari tulisannya, sayang takdir tidak berpihak pada sang penulis
yang menghembuskan nafas terakhirnya di waktu muda di pelukan puncak Mahameru
No comments:
Post a Comment