Wednesday, July 8, 2020

RESENSI - ORANG-ORANG DI PERSIMPANGAN KIRI JALAN


Disini saya terbawa pada latar dimana setiap orang terdidik harus mengambil langkah langkah politik guna ikut berpartisipasi mengisi kekosongan setelah kemerdekaan, dan disini saya melihat bahwa dulu organisasi semua ibarat benar dalam artian seperti orang islam yang masuk di partai atau organisasi yang jelas-jelas anti agama seperti komunis. Merasakan suasana saat itu dimana ada golongan tua dan muda, dan golongan tua dianggap berpolitik kompromi artinya menerima peraturan peraturan yang sebenarnya dibuat asing dan tidak terlalu baik untuk negara sehingga dianggap lembek kepada pihak asing oleh golongan muda, kaum pemuda ingin dengan cepat melakukan revolusi guna membebaskan negara yg sudah memproklamasikan kemerdekaan agar sepenuhnya tidak dicampuri urusannya oleh pihak asing dan menegaskan kepada belanda bahwa negara ini sudah merdeka dan negara ini akan melawan terhadap ancaman-ancaman keamanan suatu negara berdaulat.

Merasakan bahwa negara ini sengaja dipecah pecah, dengan mulai dibagi bagi wilayah dan dipersempit wilayah Indonesia, yang awalnya wilayah Indonesia yang diakui belanda hanya Jawa dan Madura, kini dipersempit hanya sebagian Jawa Tengah dan Jawa Timur, melihat fakta bahwa negara-negara dulu yang sebenarnya satu negara dipecah belah hingga akhirnya berpisah menjadi negara-negara sendiri, seperti bekas wilayah Uni Soviet yg menjadi beberapa negara dan korea yg terbagi menjadi dua padahal mereka satu bangsa, namun kepentingan rusia yang komunis dan Amerika Serikat yang liberalis sepakat membagi 2 wilayah Korea. Karena menjadi sekutu saat perang dunia ke-2 dan membebaskan wiyalah Korea dari jajahan Jepang. Setelah itu sempat terjadi penguasaan sluruh wilayah Korea oleh pihak komunis dan sekarang hanya tersisa separuh dalam hal ini Korea Utara, namun Amerika serikat yang tidak ingin kehilangan pengaruhnya menyerang kembali dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berhasil menguasai seluruh Korea dengan pengaruh liberalisme, namun China saat itu tidak tinggal diam dan membantu sesama negara dengan ideologi komunisnya hingga akhirnya melahirkan perjanjian untuk genjatan senjata sementara. Genjatan senjata sementara saat itu tidak pernah menghasilkan titik temu tentang apakah perang akan berlanjut atau Korea akan bersatu, dan sampai saat ini Korea masih menjadi 2 bagian.
Dari 2 hal tersebut bisa kita simpulkan bahwa kekuatan- kekuatan negara maju terutama Amerika Serikat tidak ingin nantinya ada negara yang akan menyaingi mereka di masa depan dan memecah belah suatu bangsa, dan yang terjadi seperti di Indonesia adalah dimana belanda di biayai oleh Amerika serikat untuk menumpas komunis di Indonesia dan memecah belah indonesia. Spereti yang kita ketahui, Indonesia lebih dekat dan banyak dibantu oleh Uni Soviet, serta kedekatan presiden Soekarno terhadap Rusia.
Memikirkannya saja sudah terlalu berat harus memulai dari mana untuk menjalankan sebuah negara, ketika pembahasan tentang dasar negara yang menghasilkan pancasila tercapai itu sudah dari cukup, dan ketika terjadi rasionalisasi TNI/ABRI pada saat itu Moh.hatta yang menjadi perdama menteri dan juga wakil presiden, dimana TNI ibarat tanpa komando yang jelas, setiap daerah ada tentara sendiri yang berafiliasi dengan tokoh-tokoh penting di daerahnya atau bahkan dibawah komando sebuah partai misalnya yang berideologi komunis, maka rasionalisasi yang bertujuan menyatukan komando dengan pucuk pemerintahan, sehingga bisa lebih efisien dan terstruktur, TNI lebih ramping karena sebagian di rumahkan dalam artian tentara adalah tanggung jawab negara dan negara tidak mampu untuk membiayai semua kebutuhan hidup tentara, yang dirumahkan kembali kedalam pertanian dan menjadi buruh pabrik, kebanyakan tentara yang dirumahkan ini tidak menerima jika harus kembali menjalani seperti rakyat biasa, karena sudah terbiasa  dengan peran sebagai tentara sebuah negara
Buku ini memang hanya mengulas sebuah peristiwa sejarah dan penulis sendiri belum mendapat suatu akhir dari apa yang dia tuliskan, sebuah narasi dari sebuah tugas akhir mahasiswa. Banyak Pendapat dewasa ini oleh pengamat bahwa Soe Hok Gie akan menjadi sejarawan besar diliat dari tulisannya, sayang takdir tidak berpihak pada sang penulis yang menghembuskan nafas terakhirnya di waktu muda di pelukan puncak Mahameru

No comments:

Post a Comment