Saturday, August 22, 2020

Resensi Buku Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besar

 

            Juang tokoh utama dalam buku ini digambarkan seorang pengelAna yang sangat peduli terhadap lingkungan, kegiataan sosial dan kecintaannya pada negeri, mungkin ini adalah salah satu perwujudan dari Fiersa Besari pada dunia literasi dengan sedikit penyempurnaan peran. Selain itu Juang di ilustrasikan sebagai kutu buku serta penggiat sastra. Novel ini ber genre percintaan, percintaan dua sejoli yang dipertemukan secara tidak sengaja. Awalnya Juang hanya menjadi pelarian dari seorang yang patah hati namun lama kelamaan menjadi dekat akibat banyak kesukaan yang sama,

Juang yang berjiwa pengelana mengajak Ana tokoh cewek dalam novel ini ke gunung untuk pertama kalinya, Ana seorang yang digambarkan sebagai anak rumahan jauh dari kesan seorang seperti Juang yang kumal dengan rambut gondrong karena sering berada diperkelanaannya. Dalam pendakian ini juga turut serta beberapa teman Juang agar tidak hanya berdua saja, dari pendakian ini rasa antara keduanya menjadi lebih serius dan Ana sudah bisa lepas dari bayang-bayang rasa sakit hatinya dengan mantannya yang dulu. Mereka resmi berpacaran sejak turun dari gunung

Juang bukanlah orang yang senang jika dia harus duduk di belakang meja atau bekerja kantoran seperti orang kebanyakan melewati hari-hari repetisi yang mebosankan. Datanglah sebuah kesempatan yang sesuai dengan karakternya, Juang berencana mendaftarkan diri pada sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang akan mendanai sebuah pembuatan Film dokumenter ke indonesia timur, daerah ynag paling terbelakang di negeri ini, masih banyak hal yang belum diketahui hal layak tentang daerah timur. Setelah niatnya ini bulat akhirnya  Juang mengirimkan proposalnya

awal masa pacarannya dengan Juang Ana mengira akan ada masa-masa indah yang akan terus mengikutinya, namun belum berapa lama dia bersama Juang, dia mendapat kabar dari Juang kalau proposalnya di terima dan Juang akan pergi meninggalkannya ke pelosok papua, kabar bahagia bagi Juang namun Ana tidak menganggap hal itu kabar baik, karena akan ditinggal oleh orang yang dia cintai, namun Ana akhirnya sadar bahwa kebahagian Juang sebagian adalah kebahagiaanya juga, maka bagaimanapun perasaan sedih Ana harus ditahan agar Juang bisa melanjutkan apa yang telah direncanakannya dengan matang bersama tandemnya nanti di pedalaman papua

Juang akhirnya berangkat bersama dua temannya, pedalaman papua banyak memberikan pelajaran berharga bagi Juang, terputus koneksi dari dunia luar dan hampir menjemput ajal di tangan separatis sebelum akhirnya bisa berdamai dengan separaatis tersebut, akibat kebaikan tim Juang yang tidak sengaja menolong kerabat pimpinan separatis tersebut. Di pedalaman papua masih bersembunyi separatis yang ingin memisahkan diri dari negeri ini. Sedangkan Ana yang menunggu kabar dari Juang malah mendapat kabar yang tidak mengenakkan tentang Juang, putusnya komunikasi antara pihak LSM dan tim Juang, dan sudah di ambil tindakan pencarian dari LSM yang membiayai Juang. Sebuah pesan singkat dari nomor baru ke handphone Ana membuat dia lega bahwa Juang masih bisa pulang kembali ke jakarta, namun sayang kembalinya Juang ke jakarta harus disambut kabar sedih ketika ibunya masuk rumah sakit, berhari-hari Juang di rumah sakit sampai pada akhirnya ibunya meninggal dunia, Juang seakan merasa terpuruk sekali akan kepergian ibunya, Ana pun tidak mampu menenangkan Juang dalam beberapa hari pertama sepeninggal ibunya, Ana  sendiri tahu rasanya ditinggal seorang ibu karena Ana juga sudah ditinggalkan oleh ibunya untuk selamanya

Setelah ada sedikit masalah dengan hubunganannya dengan juang, Ana jatuh sakit, sakit ini semakin parah karena sering di abaikan oleh Ana sejak dulu, tumor yang ada dikepalanya harus segera di operasi, Juang secara diam-diam dengan papa Ana patungan  untuk membiayai operasi ini dan membujuk Ana agar mau sesegera mungkin untuk di operasi. Akhirnya operasi Ana berjalan sukses. Dan Ana berangsur-angsur membaik serta bisa beraktivitas normal. Kesembuhan Ana menjadikannya bisa mengejar deadline-deadline tugas kuliahnya sampai dia akhirnya bisa diwisuda.

Juang yang sudah mulai membaik dari sisi ekonomi dan sudah bisa dibilang mapan, punya renacana dan sudah mengutarakan pada papa Ana, yaitu terkait lamarannya.  Setelah lamaran juang diterima Ana dan keluarga, berselang beberapa waktu Juang akhirnya menikah dengan Ana, sama seperti awal-awal pacarannya dulu, Ana menganggap hanya akan ada hari-hari bahagia yang akan dilewatinya sampai suatu kabar duka dari negeri ini yaitu meletusnya gunung sinabung. Tentu saja jiwa sosial dan kecintaan Juang pada negeri ini menggerakkan hatinya untuk  turun langsung membantu. Dengan berat hati Anapun mengiyakan permintaan Juang untuk bergabung dengan tim sosial yang sudah berada dilokasi. Juang sudah berada dikaki gunung sinabung tepatnya diposko bantuan, tugas pertamanya adalah menyelesaikan evakuasi warga yang masih nekat tinggal di rumah masing-masing, sedangkan Ana yang semalam muntah-muntah dan sudah melakukan tes kehamilan positif hamil dari apa yang dilihat dari alat tes tersebut. Ana ingin segera mengabarkan kebahagiaannya ini menahanya untuk menjadi kejutan saat kepulangan Juang.

Juang setelah memahami tugas pertamanya langsung turun ke lokasi yang ditetapkan, yaitu desa paling dekat dengan gunung sinabung pas dikaki gunung sinabung untuk evakuasi warga yang masih beraktivitas normal di sekitar rumah karena dekat dengan perkebunan pribadi warga. Suatu hal yang tidak di prediksi sebelumnya, tiba-tiba mendengar suara gemuruh dari puncak sinabung, ketika menoleh Juang sudah pasrah ketika awan panas akan segera menimpanya. Juang ditemukan masih bernafas ketika teman-temannya membawanya ke rumah sakit dengan luka bakar disekujur tubuhnya. Namun Juang tidak tertolong. Kabar duka pun sampai pada Ana. Perasaan yang tidak pernah bisa diterima Ana, yang baru saja mendapatkan kebahagiaan akan datangnya seorang Anak dari Juang, harus mendengar kabar yang sangat buruk bagi dirinya. Usia pernikahannya yang baru beberapa minggu harus secepat ini berakhir dan ditinggalkan oleh suamninya. Novel ini sendiri berakhir dengan akhir sad ending, Ana baru bisa tenang setelah satu tahun lamanya sejak kematian Juang untuk kembali menempati rumah yang Juang hadiahkan untuknya serta sebuah rekaman saat detik-detik kepergiannya yang diminta oleh Juang sendiri

No comments:

Post a Comment