Melihat dari judulnya mungkin orang akan mengira bahwa pembahasannya akan langsung terhadap metode menghafal Al-Quran, namun siapa sangkan sebelum menghafal banyak faktor lain yang turut mempengaruhi proses menghafal kita. Di awal buku ini kita akan dipertegas lagi niat kita menghafal Al-Quran, seberapa sungguh-sungguh kita dalam menghafal dan tujuan dari menghafal Al-Quran sendiri. Selanjutnya adalah bagaimana kesiapan mental kita di dalam kondisi yang seperti apa kita akan siap. Lalu faktor kesehatan tubuh yang sangat berpengaruh terhadap kita dan kesehatan juga akan berdampak pada otak kita sebagai media penyimpan hafalan. Buku ini memuat banyak memuat penelitian-penelitian dari ilmu kontemporer atau penelitian barat yang berkaitan dengan daya ingat manusia dan potensi kekuatan otak manusia, sehingga kita punya data terhadap suatu keadaan dimana agar kita bisa menganalisis tubuh kita sendiri, siap atau tidak siap dalam menerima suatu informasi baru, dari sekian banyaknya penelitian tentang otak manusia, hampir semua menyebutkan bahwa otak manusiabelum maksimal dimanfaatkan, ada yang menyebutkan bahwa otak kita hanya digunakan 1%, 50% , dan lain sebagainya
Gelombang-gelombang otak yang
dijelaskan dalam buku ini sangat menarik, dan merupaka hal baru bagi saya
dimana gelombang otak ada 4 bagian gelombang dan semuanya berkaitan dengan
kesiapan otak dalam menerima infrmasi atau dalam hal ini untuk menerima
hafalan. Pertama adalah gelombagn Beta yang berada pada 16 hz-30 hz dalam satu
detik ditandai dengan kondisi yang sadar dan cepat tanggap, kedua gelombang
Alpha 8 hz-15 hz ditandai dengan sikap rileks dan tenang, sehingga akal menjadi
siap, ketiga gelombang Theta 5 hz-7 hz ditandai dengan sikap rileks yang dalam
dan mengantuk, keempat gelombang Delta 1 hz-4 hz kondisi tidur terlelap.
Kesimpulan dari semua gelombang dalam buku ini adalah hanya pada tingkatan
Alpha yang merupakan kondisi terbaik untuk belajar yang dalam keseharian kita
bisa sampai pada kondisi ini saat sholat yang khusuk, ketika mulai tidur,
ketika mendengar kisah inspiratif dan renungan
Hal ini apa yang terjadi pada saat
kita sekolah dulu, ketika mata pelajaran eksak atau berhitung di taruh di pagi
hari karena otak kita masih fresh dan pelajaran dengan sedikit menguras otak
biasanya ada di kahir jam pelajaran, hal itu yang terjadi pada guru-guru,
biasanya guru yang sering mencairkan ssuasan dengan candaan di tempatkan di
kahir jam pelajaran, salah satunya pak bahri walaupun pembelajrannya kimia
namun masih kalah dengan guyonannya saat jam pelajaran sehingga suasan kelas
tidak mengantuk, beliau adalah guru saya di MAN dulu
Dalam ini juga banyak mengandung
konsep kehidupan, suatu kebiasaan yang buruk, skitar 90% dari apa yang kita
lihat dan kita dengar adalah negatif, dan bisikan pikiran kita kepada diri kita
77% negatif, saya jadi teringat dalam metode mendidik anak kecil dalam mata
kuliah psikologi pendidikan yaitu ketika anak kecil mendengar kata negatif
seperti kata “tidak” atau “jangan”, seperti contoh kalimat, “jangan buang
sampah sembarangan” maka yang akan di ingat dalam memorinya adalah buang sampah
sembarangan seakan kata jangan dibuang, nah kita disini dikhususkan untuk
menggunakan kata atau kalimat pengganti yang positif dan tidak terdapat kata “tidak”
atau “jangan” seperti contoh kalimat “buangalah sampah pada tempatnya”
kemungkinan kata yang akan di ingat adalah “ buang sampah pada tempatnya”. Kadang
hal demikian lah yang kita tidak sadari akan berpengaruh dalam penimpanan kata
dalm memori otak kitam
No comments:
Post a Comment