Tuesday, March 9, 2021

PANDANGAN TENTANG MILITER


Saya sebenarnya tertarik dengan Dunia militer, Tetapi saya tidak bisa menjadi tentara karena alasan persyaratan fisik, saya tidak cukup tinggi dan cukup kesiapan fisik namun di kampus saya itu terdapat program yang namanya Pelatihan Pendidikan Karakter di mana kita itu dilatih selama tiga hari di markas militer, kalau dulu itu di Komando pendidikan marinir (kodikmar) entah Kalau sekarang masih sama atau gimana. Sebenarnya pelatihan pendidikan karakter ini selain untuk kami dari organisasi mahasiswa juga ada program khusus bagi penerima Bidikmisi, beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu, nah cuma karena saya bukan penerima Bidikmisi saya ikut dari program yang khusus bagi pengurus Organisasi mahasiswa, dan  saya perwakilan organisasi mahasiswa legilatif, pernah mengikuti sampai tiga kali di tiga periode yang berbeda

Sebenarnya capek sih cuman Karena setelah pulang dapat duit mungkin itu menjadi motivasi saya nah disini saya banyak belajar tentang sikap dan bagaimana seorang tentara itu harus bersikap di alam bebas. Mendengar salah satu pembahasan saat itu di mana di zaman sekarang bukanlah perang fisik yang diadu oleh negara-negara lain, namun perang ekonomi dan proxy War. Saya juga belajar bahwasanya tentara hanya boleh bersuara dalam dua hal dari atasannya, Selain itu tidak boleh membantah perintah dari atasan. Bawahan boleh bersuara yaitu yang Pertama, boleh membantah ketika perintah itu tidak sesuai dengan aturan misalnya ketika disuruh gerak jalan lalu di depan kita ada lubang maka kita boleh membantah dan memberitahukan kepada atasan. Kedua adalah ketika dalam ruang rapat, dalam sebuah rapat penting dimana keputusan tidak hanya diambil oleh atasan kita namun pada saat itu kita juga punya hak suara, semisal rapat penting itu terjadi saat situasi di tengah peperangan. Hal itulah yang menjadi pengetahuan baru dalam ranah militer selain militer punya aturan sendiri karena tidak termasuk warga sipil, Seperti yang kita ketahui bahwa dalam situasi perang hanya tentaralah yang boleh di bunuh, selain itu merupakan kejahatan perang. Namun faktanya dilapangan maih banyak warga sipil yang menjadi korban dalam setiap agresi militer

Ternyata saat pelatihan itu tidak hanya kami dari UNESA yang sedang dibina karakternya, namun ada juga mahasiswa dari kampus Ciputra kampus orang-orang elit kata teman-teman, sematan yang melekat pada etnis tionghoa, mungkin dengan ini mereka bisa lebih mencintai negeri ini dibanding negeri leluhur mereka, bahkan mereka lebih totalitas dalam pelatihan ini bukan karena apa, potongan rambutnya digundul habis, makanya ada candaan dari teman-teman dibilang sebagai pelatihan khusus kungfu Shaolin

Salah satu informasi penting yang saya dapatkan disini dan berkaitan dengan organisasi ketika ada yang menanyakan kenapa BEM Universitas di fakumkan, saat itu kita sedang berada di sesi materi indoor, dan diisi salah satunya adalah Wakil Rektor 3 bidang kemahasiswaan dan alumni yang dijabat Pak Warsono, jawaban pak warsono saat itu, mengatakan bahwa ketika BEM sudah tidak bisa menangani permasalahannya sendiri maka dari itu mending di fakumkan saja. Disini yang memfakumkan juga pak Warsono. Momen itu terjadi pada saat saya tahun 2013 yang seharusnya jadi Pemilu Raya Kampus (PEMIRA) namun batal karena hilangnya kotak suara. Saat itulah fakum dua tahun dan baru aktif ketika saya aktif di organisasi legislatif tingkat Universitas yaitu Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM)

Salah satu yang spesial adalah saat jurit malam. Kita dilatih mental untuk berani sendirian berjalan ditengah kegelapan dan tidak hanya itu ada benda untuk menakuti kita yaitu pocong-pocongan, karena saya ikut tiga kali dan ada tiga momen pula yang mengesankan, yang pertama kali yang paling menegangkan, saya sudah sering ikut kegiatan jurit malam seperti ini namun rasanya ini yang paling menakutkan karena saat itu tidak dibagi per tim tapi hanya perorng, berjalan sendirian, saya kira akan dibagi beberapa kelompok, saat sendirianlah rasa takut itu muncul, sampai pada pertengahan rute peserta yang belakang saya seperti takut dan berlari cepat sampai menyusul saya yang berjalan lebih awal, saat sudah kawan jadi tidak mendebarkan lagi rasanya. Kedua kalinya jurit malam gagal terlaksana, saat itu hujan deras dan tempat untuk rute jurit malam itu jadi licin dan berlumpur, para pelatih dari marinir sepertinya tidak mau mengambil risiko, walau salah satu teman saya bahkan ada yang sudah selesai rutenya hanya sekitar dua tiga kelompok yang selesai, Teman saya pun menyesal dan menggerutu “Tahu begitu jadi urutan terakhir saja”. Momen yang ketiga ialah saat itu dibagi menjadi dua orang, dan menjadi tidak menarik lagi karena selama jurit malam kita ada teman mengobrol sehingga pikiran tidak  kemana mana apalagi karena banyaknya peserta, jarak antar kelompok menjadi dekat dan akhirnya malah jadi bergerombol

Hal lain kita juga diajarkan melatih disiplin serta bagaimana aktivitas tentara dalam kesehariannya, seperti makan dimana kita sebelum makan harus menyanyikan dua lagu nasional terlebih dahulu, makan dengan etika table manner, tentunya juga bagaimana bertahan hidup serta kegiatan outbound lainnya, namun yang pertama tetap menjadi yang paling speial karena kala itu fasilitas yang kami dapat masih sangat lengkap serta olahraga dayung yg kami laksanakan, entah karena anggaran beberapa kegiatan dan fasilitas dikurangi di periode selanjutnya. Berdasar apa yang di dapat dan di perbincangkan oleh teman-teman bahwanya kegiatan ini membawa dampak baik dalam keseharian serta menambah disiplin dalam setiap yang kita kerjakan

No comments:

Post a Comment