Buku ini terbagi dalam beberapa pembahasan dan juga dari buku-buku yang membahas tentang tradisi dan budaya-budaya sebelum agama dikenal dan budaya yang mempengaruhi agama. Dewa-dewa dalam sejarah dijelaskan dalam buku ini bahwa tercipta dan berasal yang pada awalnya adalah orang-orang penting dan terkenal yang kemudian disembah oleh pengikutnya setelah orang tersebut meninggal di dewakan karena lebih cerdas dari rata-rata peradaban masa lalu. Dalam bab awal yaitu animisme, bahwasanya mitos-mitos yang tercipta sepenuhnya melalui imajinasi manusia kala itu, dijelaskan bahwa pemikiran masyarakat dulu hanya setingkat lebih tinggi dari anak-anak terkait proses cara berfikirnya. Lebih lanjut terdapat pula apa yang disebut agama alam (natural religion) dalam sejarah manusia. Paham nini meyakini adanya tuhan sang pencipta dunia dan memberlakukan hukum alam, memberikan tuntutan moral bagi kehidupan manusia serta menjanjikan kebahagiaan di akhirat kelak bagi yang beramal soleh dan menjauhi perbuatan jahat
Sigmund Membuktikan Bahwa semenjak lahir sampai seterusnya dorongan
jasmani dan seksual telah mengendalikan sebagian besar tingkah laku anak-anak.
Usia 18 bulan pertama dinamakan fase oral, dimana kepuasan seksual dengan
menghisap zat makanan dari payudara. Usia 18 bulan sampai tiga tahun, disebut
fase anal, dimana kepuasaan datang dengan pengaturan pengeluaran kotoran,
excretion. Usia tiga tahun sampai seterusnya, organ kemalauan di anggap sangat
penting, kepuasan di dapat dengan masturbasi dan fantasi seks. Pada dasarnya para
tokoh pemikir ini berkesimpulan bahwa agama pada awalnya adalah masalalah
intelektual belaka. Agama adalah suatu sistem pemikiran yang dulu pernah
diyakini, namun sekarang dianggap sebagai kesalahan dan absurd. Agama dipandang
sangat pas sebagai gangguan mental neurotik
Kebanyakan buku-buku tentang eropa
menyangkut tentang bagaiamana ilmuan eropa memulai mendapatkan sebuah teori
dalam penelitian, itulah yang menjadi pembeda bagaimana peradaban sudah berkembang
pesat dibanding di Indonesia, sebuah pemhaman baru semua dimulai dengan karya
tulis, atau by research, sedangkan sangat jauh dengan di Indonesia,
dimana penguatan hanya berdasar opini yang tidak tertulis, sehingga akan
kesulitan merujuk refrensi, dan terkadang opini yang di ungkapkan jauh lebih
lemah ketika opini itu berdasar sebuha karya tulis, tidak mengherankan jika di
eropa tulisan pembaharuan dan kadang berbeda 360 derajat dari apa yang sudah
menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari dibiarkan tanpa ada reaksi
berlebih semisal boikot dengan cara memusnahkan seluruh karya tulis itu secara
menyeluruh, sedangkan di Indonesia belakangan masih bterjadi razia buku yang
masih membahas komunisme, bahkan dilakukan oleh aparat negara, sesuatu yang
tidak mencerminkan kedalaman ilmu, mencerminkan pula sifat orde baru, yang
memberangus buku-buku revolusi dan pergerakan perubahan, sama dengan imperialisme
yang memberangus buku pengetahuan, karena mereka tahu bahwa buku adalah jendela
dunia, mereka takut akan tersaingi oleh orang yang lebih pintar dari mereka
karena membaca. Lihat buku Pramoedia ananta toer yang diberangus di masa orde
baru, bagi yang membaca bukunya, pasti tahu apa makna tersirat yang terkandung
dalam bukunya.
Buku ini juga menjelaskan sebuah penelitian
menyangkut Indonesia dan di publikasikan menjadi sebuah karya tulis yaitu “islam
observed”. Buku itu menjelaskan perbedaan agama islam di negara Indonesia dan Maroko,
satunya rakyatnya merupakan mayoritas bertani dan negara satunya mayoritas
adalah pengembala, sama-sama dijajah bangsa eropa Indonesia oleh Belanda, Maroko
oleh Prancis. Islam maroko merupakan model islam klasik sedangkan islam di
Indonesia merupakan Islam yang moderat. Islam di Indonesia lebih pluralisme dan
berdamai dengan budaya nenek moyang namun tetap memegang teguh dasar dalam
ajaran islam, toleransi dalam beragama pun di Indonesia berjalan sejak abad
pertengahan yang kemudian menggeser agama hindu buddha.
Buku ini menjelaskan proses adaptasi yang dilakukan oleh sunan kalijaga
yang awalnya beragama non muslim kemudian berpindah agama menjadi islam setelah
para pedagang arab datang ke nusantara. Sunan kalijaga langsung menjadi tokoh
besar agama islam, cara yang dilakukan sunan kalijaga dalam menyebarkan agama
islam dulunya dengan cara halus, yaitu dengan wayang kulit, sebuah hiburan di
masa abad pertengahan, wayang merupakan sebuah kegiatan yang melekat dengan
hindu buddha, namun disini sunan kalijaga menyebarkan islam secara perlahan
dengan memasukkan aspek budaya, tidak ada yang salah dengan hal itu, karena
nabi Muhammad Saw, di awal menyebarkan islam juga dengan cara sembunyi-sembunyi
dan kerabat dekat. Islam masuk juga dengan lelalui perantara kalangan priyayi
yang lebih dulu masuk islam, serta kerabat dan keluarga kerajaan, sehingga akan
sangat berpengaruh terhadap rakyat biasa
No comments:
Post a Comment