Kenapa aku menulis yaitu tak lain dan tak bukan karena ada satu hal yang selalu terngiang-ngiang dalam kepalaku, yaitu tentang kenangan masa lalu yang entah itu pahit atau kenangan manis yang tidak ingin aku lupakan, kenangan-kenangan masa kecilku yang sangat Bahagia. Terima kasih kepada kedua orang tuaku yang tidak bisa dipisahkan dari masa kecil bahagiaku, setelah banyak membaca dan mencari refrensi, saya sedikit mendapat pencerahan dan jawaban apa yang ada dikepala kita harus dituliskan agar tidak hilang, maka dari itulah yang menjadi alasan utamaku menulis. Kedua adalah faktor eksternal yaitu dari teman, yang pertama adalah kakak tingkatku, walaupun sebenarnya tidak pernah sampai dalam satu lingkup sekolah, sekolah kita sama, dari sejak MTS sampai MAN, namun ketika saya baru masuk mas afri begitu aku menyebutnya sudah lulus duluan, dalam artian kita ada selisih 3 tingkatan.
Akhirnya
takdir mempertemukan kami, kami kuliah dikampus yang sama, jadi saya semester 1
mas afri ini sudah semester akhir, dan agak molor sedikit mungkin karena banyak
kegiatan yang sesuai passionnya yaitu, mas afri sering menjadi
pembicara dalam seminar-seminar motivasi, dan saya pernah mengundangnya dalam
kegiatan organisasi yang saya handle, yang pertama di HIMMAPAS dan yang
terakhir di MPM UNESA, saat itu saya
juga menjadi ketua umum dan ketua divisi saat ada di MPM UNESA. Kegiatan yang
juga menjadi pertemuan terakhir kami bertemu, karena setelah lulus mas afri
sudah beda kota dengan saya, dan jauh pula, ya kita memang sama-sama dari
pamekasan, dan kadang kita berjumpa di organisasi MANPALA NAVIRI yaitu organisasi
pecinta alam di masa sekolah di MAN dulu, sedangkan dikampus kami sering kumpul
dalam organisasi komuitas alumni sekolah kami yaitu alumni MAN yang kuliah di UNESA.
Hal yang ketiga yang membuat saya termotivasi
yaitu teman sekelas saya sewaktu sekolah di MAN yang juga teman sebangku saya,
yaitu thoriq, dikelas dikenal nyeleneh namun cerdas, dia juga pandai dalam
pelajaran agama dan matematika, karena dulunya dia mondok, dia sekarang sudah
menelurkan belasan buku di berbagai penerbit nasional, dan itu semua tidak serta
merta bisa segitu banyak menghasilkan karya tulis, saya Taunya dari berita yang ada di koran, ya
dia juga sering masuk media, dia mulai banyak membaca secara otodidak sejak
akhir masa sekolah katanya, dan itu yang menjadi salah saty motivasi bagi saya,
teman saya yang sebangku dengan saya bisa seperti itu, dan saya yakin juga
bisa, sejak itulah saya mulai rajin membaca buku bergenre apa saja,
fiksi dan nonfiksi, karena yang pasti menambah wawasan.
Berkembangnya media sosial, seiring saya yang
masuk ke dunia kerja untuk pertama kalinya mulai bertanya-tanya, apa esensi
untuk hidup, apakah kita hanya akan bekerja pulang lalu tidur dan begitu terus
tiap harinya, terjebak dalam rutinitas, mungkin ini adalah fase pencarian jati
diri yang paling berat bagiku, aku selalu punya komitmen untuk membagi waktu
untuk keluarga, terutama bapak dan adik, uban orang tua sudah semakin banyak,
sudah saatnya kita yang menafkahi keluarga kita, namun apa daya saya belum mampu,
sejak saat itu saya mulai mengikuti jejak dan motivasi dari kata-kata Fiersa
Besari untuk merenung ke gunung entah hanya sekadar ketenangan dan butuh
eksistensi di media sosial saya, semua perasaan campur aduk, kekecewaan
terhadap diri sudah begitu memuncak, namun semua harus kembali dalam pempraktekan
sesuai anjuran agama, ketika kita gelisah, maka mengajilah dan menambah
aktivitas ibadah kita. Setidaknya apa yang saya ikuti dari jejak Fiersa Besari
saya anggap positif bagi perkembangan saya pribadi, saya juga sering ke gunung
dan akhir-akhir ini giat membaca dan menulis, seedangkan untuk musik saya hanya
menjadi pemusik yang asal genjreng gitar saja saat menyanyi yang penting membuat
hati senang kembali
Dulu saya selalu menceritakan ke temen saya
dan pacar saya bahwa aku akan menulis buku suatu saat nanti, yaitu ke yanto dan
ke tania entah ke siapa lagi saya sudah lupa, mungkin itu merupakan suatu
langkah bagaimana menanamkan suatu keinginan ke alam bawah sadar kita agar
segera direalisasikan, seperti apa yng dapatkn setelah banyak membaca, sebuah
keinginan baik itu cita-cita atau target kangka pendek harus di utarakan atau
dituliskan agar tujuan itu meresap dalam diri kita dan tidak mudah dilupakan
begitu saja
Terakhir adalah saya menjadi bertambah wawasan
akibat dari membaca dan tidak memilih-milih buku bacaan, hal semacam itu
biasanya ditandai ketiak terjadi fenomena tertentu di sekitar kita, baik itu di
lingkungan atau di media sosial, kita pasti akan mempunyai suatu pandangan dan
pendapat tersendiri, tentu karena kita sudah membaca sehingga sebuah fenomena
kadang kala merupakan ada sebab dan akibatnya. Walaupun demikian kita juga
bukan berarti memegang teguh opini kita pribadi karena belum tentu itu benar
dan memang tidak ada kebenaran absolut kecuali kebenaran dari tuhan yang maha
esa, menerima pendapat dan opini orang lain adalah sebuah tingkatan yang
berbeda dari seseorang yang punya wawasan luas
No comments:
Post a Comment