Tuesday, February 16, 2021

DORONGAN UNTUK MENULIS


Kenapa aku menulis yaitu tak lain dan tak bukan karena ada satu hal yang selalu terngiang-ngiang dalam kepalaku, yaitu tentang kenangan masa lalu yang entah itu pahit atau kenangan manis yang tidak ingin aku lupakan, kenangan-kenangan masa kecilku yang sangat Bahagia. Terima kasih kepada kedua orang tuaku yang tidak bisa dipisahkan dari masa kecil bahagiaku, setelah banyak membaca dan mencari refrensi, saya sedikit mendapat pencerahan dan jawaban apa yang ada dikepala kita harus dituliskan agar tidak hilang, maka dari itulah yang menjadi alasan utamaku menulis. Kedua adalah faktor eksternal yaitu dari teman, yang pertama adalah kakak tingkatku, walaupun sebenarnya tidak pernah sampai dalam satu lingkup sekolah, sekolah kita sama, dari sejak MTS sampai MAN, namun ketika saya baru masuk mas afri begitu aku menyebutnya sudah lulus duluan, dalam artian kita ada selisih 3 tingkatan.

Akhirnya takdir mempertemukan kami, kami kuliah dikampus yang sama, jadi saya semester 1 mas afri ini sudah semester akhir, dan agak molor sedikit mungkin karena banyak kegiatan yang sesuai passionnya yaitu, mas afri sering menjadi pembicara dalam seminar-seminar motivasi, dan saya pernah mengundangnya dalam kegiatan organisasi yang saya handle, yang pertama di HIMMAPAS dan yang terakhir di MPM UNESA, saat itu saya juga menjadi ketua umum dan ketua divisi saat ada di MPM UNESA. Kegiatan yang juga menjadi pertemuan terakhir kami bertemu, karena setelah lulus mas afri sudah beda kota dengan saya, dan jauh pula, ya kita memang sama-sama dari pamekasan, dan kadang kita berjumpa di organisasi MANPALA NAVIRI yaitu organisasi pecinta alam di masa sekolah di MAN dulu, sedangkan dikampus kami sering kumpul dalam organisasi komuitas alumni sekolah kami yaitu alumni MAN yang kuliah di UNESA.

Hal yang ketiga yang membuat saya termotivasi yaitu teman sekelas saya sewaktu sekolah di MAN yang juga teman sebangku saya, yaitu thoriq, dikelas dikenal nyeleneh namun cerdas, dia juga pandai dalam pelajaran agama dan matematika, karena dulunya dia mondok, dia sekarang sudah menelurkan belasan buku di berbagai penerbit nasional, dan itu semua tidak serta merta bisa segitu banyak menghasilkan karya tulis,  saya Taunya dari berita yang ada di koran, ya dia juga sering masuk media, dia mulai banyak membaca secara otodidak sejak akhir masa sekolah katanya, dan itu yang menjadi salah saty motivasi bagi saya, teman saya yang sebangku dengan saya bisa seperti itu, dan saya yakin juga bisa, sejak itulah saya mulai rajin membaca buku bergenre apa saja, fiksi dan nonfiksi, karena yang pasti menambah wawasan.

Berkembangnya media sosial, seiring saya yang masuk ke dunia kerja untuk pertama kalinya mulai bertanya-tanya, apa esensi untuk hidup, apakah kita hanya akan bekerja pulang lalu tidur dan begitu terus tiap harinya, terjebak dalam rutinitas, mungkin ini adalah fase pencarian jati diri yang paling berat bagiku, aku selalu punya komitmen untuk membagi waktu untuk keluarga, terutama bapak dan adik, uban orang tua sudah semakin banyak, sudah saatnya kita yang menafkahi keluarga kita, namun apa daya saya belum mampu, sejak saat itu saya mulai mengikuti jejak dan motivasi dari kata-kata Fiersa Besari untuk merenung ke gunung entah hanya sekadar ketenangan dan butuh eksistensi di media sosial saya, semua perasaan campur aduk, kekecewaan terhadap diri sudah begitu memuncak, namun semua harus kembali dalam pempraktekan sesuai anjuran agama, ketika kita gelisah, maka mengajilah dan menambah aktivitas ibadah kita. Setidaknya apa yang saya ikuti dari jejak Fiersa Besari saya anggap positif bagi perkembangan saya pribadi, saya juga sering ke gunung dan akhir-akhir ini giat membaca dan menulis, seedangkan untuk musik saya hanya menjadi pemusik yang asal genjreng gitar saja saat menyanyi yang penting membuat hati senang kembali

Dulu saya selalu menceritakan ke temen saya dan pacar saya bahwa aku akan menulis buku suatu saat nanti, yaitu ke yanto dan ke tania entah ke siapa lagi saya sudah lupa, mungkin itu merupakan suatu langkah bagaimana menanamkan suatu keinginan ke alam bawah sadar kita agar segera direalisasikan, seperti apa yng dapatkn setelah banyak membaca, sebuah keinginan baik itu cita-cita atau target kangka pendek harus di utarakan atau dituliskan agar tujuan itu meresap dalam diri kita dan tidak mudah dilupakan begitu saja

Terakhir adalah saya menjadi bertambah wawasan akibat dari membaca dan tidak memilih-milih buku bacaan, hal semacam itu biasanya ditandai ketiak terjadi fenomena tertentu di sekitar kita, baik itu di lingkungan atau di media sosial, kita pasti akan mempunyai suatu pandangan dan pendapat tersendiri, tentu karena kita sudah membaca sehingga sebuah fenomena kadang kala merupakan ada sebab dan akibatnya. Walaupun demikian kita juga bukan berarti memegang teguh opini kita pribadi karena belum tentu itu benar dan memang tidak ada kebenaran absolut kecuali kebenaran dari tuhan yang maha esa, menerima pendapat dan opini orang lain adalah sebuah tingkatan yang berbeda dari seseorang yang punya wawasan luas

No comments:

Post a Comment