Kita tidak pernah tahu apa yang akan diberikan oleh yang maha pencipta, entah itu cobaan kebahagiaan atau cobaan kesedihan. Terkhusus bagi saya pribadi yang heran apa yang terjadi dengan saya. Ketika tiba-tiba datang perasaan yang tidak saya harapkan, perasaan suka, sayang atau cinta entah apa itu namaya saya juga bingung menjelaskannya. Perasaan itu sama halnya ketika saya sedang dalam sakit hati saat dulu di sekolah dan terakhir dimasa kuliah, dan ini sepertinya adalah yang ketiga kalinya, rasa yang membuat tidak bisa berpikir jernih, bahkan membuat kita tidak selera makan. Berawal dari sebuah guyonan cocok-cocokan sampai sayalah yang tidak bisa mengkondisikan perasaaan saya entahlah saya juga bingung kenapa hal itu datang dan bagi saya itu merupakan hal yang irasional ga bisa kita kontrol. Saya selalu menunggu kabar darinya, sebuah pesan kadang membuat saya sangat bahagia jika itu darinya. Dia adalah teman sekelas di perkuliahan. Gada yang spesial dari kita berdua, bahkan belum pernah bertemu. Sempat terpikir bahwa saya juga tidak cocok dengan karakternya.
Awal mula bertukar
pesan melalui aplikasi pesan instan whatsapp dan mengirim pesan seperlunya
saja, sampai suatu ketika saya baru selesai turun dari mendaki gunung semeru,
disana kita bebrbalas pesan, dia juga tertarik ketika saya bercerita tentang
pendakian, gunung dan semua yang berkaitan dengan pendakian. Saat itu saya juga
bekum sampai di rumah tapi masih mampir dikos teman, dia juga humoris seperti
saya, mengetahui apa yang sedang viral di dunia maya, bagiku itu juga sangat
penting ntuk menambah referensi. Tiba-tiba rasa di hati berubah drastis setelah
diskusi yang diadakan melalui aplikasi rapat online, dia juga sempat
menyinggung agar saya tidak mudah baper, di cocok-cocokkan sama teman dan saya
menganggapnya serius, berdasar apa yang dia bales saat bervalas pesan di
whatsapp grup saya dan juga teman-teman yang lain mengira bahwa kita saling ada
ketertarikan, namun itu hanya sebelah tangan saja ternyata
Hal
yang kadang membuat hati hancur adalah disaat teman-teman bisa bertemu namun
saya sendiri menyia-nyiakan itu untuk bertemu dengannya, dan ada hal yang lebih
hancur lagi, sebenarnya dia juga sudah ada seseorang yang menjadi
pendampingnya, walau ada kata-kata” sebelum janur kuning melengkung” sepertinya
saya juga tidak ada niatan untuk terus mengejar, seperti pesan dari teman
kuliah yang sudah berkeluarga dan usianya juga tertaut jauh dengan saya. Bahwa
laki-laki mempunyai sebuah keunggulan yaitu “laki-laki menang milih” dan
perempuan punya keistimewaan “ perempuan menang nolak”. Hal itu bisa di artikan
bahwasanya laki-laki bisa memilih perempuan mana yang dia sukai, semua hal
terkait perkawinan seperti yang kita ketahui bahwa semuanya tergantung
laki-laki, kesiapan laki-laki lah yang paling berpengaruh, baik itu dari segi
finansial dan kesiapan kedewaan serta mental. Sedangkan perempuan mempunyai
keistimewaan utnuk menolak, dalam artian ketika ada seorang laki-laki yang
memilihnya, dia punya hak untuk menolak pilihan itu. Suatu konsep yang sangat
brilian bagi saya, pesan yang disampaikan oleh pak amin teman kuliah saya.
Walaupun hal demikian merupakan hal yang umum, namun dalam mendefinisikan
sebuah kalimat yang mengandung penuh makna.
Kebetulan di
kelas kami itu ada beberapa yang sudah berkeluarga namun yang sering memberikan
pengalaman dan memberikan wejangan bagi kita semua adalah pak amin dan bunda
erni bergitulah kira-kira memannggil seseorang yang dihormati dikelas kami. Pak
amin juga menceritakan bagaimana bertemu dengan istrinya. Yaitu disebuah
organsasi yang sama dan pak amin menambahkan bawah karakter beliau dan istrinya
bertolak belakang, setidaknya itu bisa menjadi sebuah keseimbangan menurut pak
amin. Sedangkan bunda erni menceritakan bagaimana bertemu dengan suaminya yang
sekarang. Beliau juga menceritakan berdasar pengalaman pribadi, pacaran lama
tidak menjamin bahwa itu menjadi kecocokan, bunda erni berpacaran 6 tahun lebih
namun harus kandas, sendangkan denga suaminya sekarang hanya bertemu dan pacaran
dengan waktu sebentar tapi malah itu
yang menjadi takdir bu erni. Beliau menyampaikan bahwa jika itu sudah menjadi
takdir kita semuanya akan dipercepat. Sebenarnya ini juga terjadi dengan teman
kuliah S1 saya. Ketika pacaran dengan teman saya berlangsung dalam beberapa
tahun, namun dengan suaminya sekarang hanya dalam 3 bulan sudah menikah. Hadirnya
sosok seperti bu erni dan dan pak amin yang sudah lebih dewasa dari yang lain
dan sudah paham asam manis sebuah kehidupan bisa memberikan sudut pandang lain,
saat diskusi pak amin juga bertindak sebagai pengontrol ketika gutyonan kami
melebihi batas. Bagus menurut saya sedangkan bu erni lebih kepada mencairkan
suasana dan memberikan pertimbangan-pertimangan keibuannya teruatama bagi
teman-teman cewek
No comments:
Post a Comment