Saturday, February 20, 2021

TANTANGAN AWAL 2021


Kita tidak pernah tahu apa yang akan diberikan oleh yang maha pencipta, entah itu cobaan kebahagiaan atau cobaan kesedihan. Terkhusus bagi saya pribadi yang heran apa yang terjadi dengan saya. Ketika tiba-tiba datang perasaan yang tidak saya harapkan, perasaan suka, sayang atau cinta entah apa itu namaya saya juga bingung menjelaskannya. Perasaan itu sama halnya ketika saya sedang dalam sakit hati saat dulu di sekolah dan terakhir dimasa kuliah, dan ini sepertinya adalah yang ketiga kalinya, rasa yang membuat tidak bisa berpikir jernih, bahkan membuat kita tidak selera makan. Berawal dari sebuah guyonan cocok-cocokan sampai sayalah yang tidak bisa mengkondisikan perasaaan saya entahlah saya juga bingung kenapa hal itu datang dan bagi saya itu merupakan hal yang irasional ga bisa kita kontrol. Saya selalu menunggu kabar darinya, sebuah pesan kadang membuat saya sangat bahagia jika itu darinya. Dia adalah teman sekelas di perkuliahan. Gada yang spesial dari kita berdua, bahkan belum pernah bertemu. Sempat terpikir bahwa saya juga tidak cocok dengan karakternya.

Awal mula bertukar pesan melalui aplikasi pesan instan whatsapp dan mengirim pesan seperlunya saja, sampai suatu ketika saya baru selesai turun dari mendaki gunung semeru, disana kita bebrbalas pesan, dia juga tertarik ketika saya bercerita tentang pendakian, gunung dan semua yang berkaitan dengan pendakian. Saat itu saya juga bekum sampai di rumah tapi masih mampir dikos teman, dia juga humoris seperti saya, mengetahui apa yang sedang viral di dunia maya, bagiku itu juga sangat penting ntuk menambah referensi. Tiba-tiba rasa di hati berubah drastis setelah diskusi yang diadakan melalui aplikasi rapat online, dia juga sempat menyinggung agar saya tidak mudah baper, di cocok-cocokkan sama teman dan saya menganggapnya serius, berdasar apa yang dia bales saat bervalas pesan di whatsapp grup saya dan juga teman-teman yang lain mengira bahwa kita saling ada ketertarikan, namun itu hanya sebelah tangan saja ternyata

            Hal yang kadang membuat hati hancur adalah disaat teman-teman bisa bertemu namun saya sendiri menyia-nyiakan itu untuk bertemu dengannya, dan ada hal yang lebih hancur lagi, sebenarnya dia juga sudah ada seseorang yang menjadi pendampingnya, walau ada kata-kata” sebelum janur kuning melengkung” sepertinya saya juga tidak ada niatan untuk terus mengejar, seperti pesan dari teman kuliah yang sudah berkeluarga dan usianya juga tertaut jauh dengan saya. Bahwa laki-laki mempunyai sebuah keunggulan yaitu “laki-laki menang milih” dan perempuan punya keistimewaan “ perempuan menang nolak”. Hal itu bisa di artikan bahwasanya laki-laki bisa memilih perempuan mana yang dia sukai, semua hal terkait perkawinan seperti yang kita ketahui bahwa semuanya tergantung laki-laki, kesiapan laki-laki lah yang paling berpengaruh, baik itu dari segi finansial dan kesiapan kedewaan serta mental. Sedangkan perempuan mempunyai keistimewaan utnuk menolak, dalam artian ketika ada seorang laki-laki yang memilihnya, dia punya hak untuk menolak pilihan itu. Suatu konsep yang sangat brilian bagi saya, pesan yang disampaikan oleh pak amin teman kuliah saya. Walaupun hal demikian merupakan hal yang umum, namun dalam mendefinisikan sebuah kalimat yang mengandung penuh makna.

Kebetulan di kelas kami itu ada beberapa yang sudah berkeluarga namun yang sering memberikan pengalaman dan memberikan wejangan bagi kita semua adalah pak amin dan bunda erni bergitulah kira-kira memannggil seseorang yang dihormati dikelas kami. Pak amin juga menceritakan bagaimana bertemu dengan istrinya. Yaitu disebuah organsasi yang sama dan pak amin menambahkan bawah karakter beliau dan istrinya bertolak belakang, setidaknya itu bisa menjadi sebuah keseimbangan menurut pak amin. Sedangkan bunda erni menceritakan bagaimana bertemu dengan suaminya yang sekarang. Beliau juga menceritakan berdasar pengalaman pribadi, pacaran lama tidak menjamin bahwa itu menjadi kecocokan, bunda erni berpacaran 6 tahun lebih namun harus kandas, sendangkan denga suaminya sekarang hanya bertemu dan pacaran dengan  waktu sebentar tapi malah itu yang menjadi takdir bu erni. Beliau menyampaikan bahwa jika itu sudah menjadi takdir kita semuanya akan dipercepat. Sebenarnya ini juga terjadi dengan teman kuliah S1 saya. Ketika pacaran dengan teman saya berlangsung dalam beberapa tahun, namun dengan suaminya sekarang hanya dalam 3 bulan sudah menikah. Hadirnya sosok seperti bu erni dan dan pak amin yang sudah lebih dewasa dari yang lain dan sudah paham asam manis sebuah kehidupan bisa memberikan sudut pandang lain, saat diskusi pak amin juga bertindak sebagai pengontrol ketika gutyonan kami melebihi batas. Bagus menurut saya sedangkan bu erni lebih kepada mencairkan suasana dan memberikan pertimbangan-pertimangan keibuannya teruatama bagi teman-teman cewek

No comments:

Post a Comment