Thursday, February 18, 2021

Orang Pintar Hanya Akan Jadi Alat Orang Yang Bisa Memimpin

 

Zaman sekarang sangat susah untuk bersaing, diversifikasi atau kemampuan untuk fokus pada hal yang ingin dilakukan hingga hal tersebut menghasilkan secara materi. Sedangkan milenial masih terjebak kepada doktrin untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal ini tak terlepas dari mindset yang dibangun oleh orang tua kita yang akhirnya menjadi suatu standar hidup utama dan bahkan menjadi sesuatu strata sosial di pedesaan, dimana jika kita menjadi seorang PNS maka harkat dan martabat keluarga akan terangkat, padahal gaji sebagai PNS tidak besar-besar amat jika dibandingkan dengan sekarang ketika misalnya berjualan barang online, jika kita bersungguh-sungguh bisa mencapai omset 10 juta dalam sebulan

            Pndidikan tinggi pun tidak menjamin bahwa orang itu bisa sukses, buktinya banyak yang lulusan S1 bahkan S2 di periode sekarang yang menganggur, tingkat pendidikan sekarang tinggi di Indonesia, seakan S1 sudah menjadi sebuah keharusan dan S2 sudah menjadi prestise sendiri bagi lulusan arjana untuk langsung melanjutkan pendidikannya, namun di lapangan tenaga-tenaga lulusan ini tidak terserap. Hal ini dikarenakan kurangnya softskill serta ketersediaan lapangan pekerjaan. Tentunya ini juga dikarenakan pengusaha di Indonesia tidak lebih dari 2% dari total penduduk, sehingga semuanya bermental sebagai karyawan.

Belakangan mulai banyak tulisan bagaimana orang yang tidak bersekolah tapi menjadi pengusaha sukses dan memperkerjakan orang-orang yang berpendidikan tinggi. Tentunya hal ini juga membawa pengaruh bahwa kita harus bermental bos, harus berani berwirausaha. Selanjutnya adalah jiwa kepemimpinan. Hal ini banyak tidak memiliki oleh kebanyakan orang, apalagi yang semasa kuliah jarang ikut kegiatan non akademik, dan jadinya saat lulus hanya menjadi lulusan dengan standar tinggi dalam setiap mencari pekerjaan menuntut hak fasilitas yang tinggi, gaji misalnya. Padahal belum terbukti etos kerjanya

            Kepemimpinan disini sangat penting, tentu jika kita berhasil dalam suatu usaha baik itu bisnis dan organisasi maka akan dilirik banyak pihak, termasuk tawaran dalam dunia politik . saya contohkan jabatan MENTERI misalnya. Jika dikroscek latar belakangnya. Terkadang hampir separuh dari total menteri yang ada di kabinet pemerintahan tidak mempunyai latar belakang sesuai kementeriannya, nah ini biasanya ditentukan oleh apa yang saya sampaikan diatas dan contoh nyatanya adalah sebagai berikut jika kita ingin dilirik oleh presiden menjadi meneteri ataupun tawaran-tawaran politik dari sebuah partai:

1.      PEBISNIS sukses, dengan kesusksesan dari sektor bisnis biasanya akan dilirik untuk diamanahi suatu tanggung jawab, disini berati dilihat dari sisi kualitas intelektulnya, manajerialnya serta kepemimpinannya

2.      TOKOH Organisasi, biasanya yang terjadi di indonesia kebanyakan berasal dari oragnisasi masyarakat, hal ini menjadi dasar bahwa orang tersebut setidaknya mempunyai massa yang banyak yang bisa dimanfaatkan untuk suatu hal, baik itu kepentingan politik atau lainnya

3.      Publik figur, dalam hal ini bisa saja itu adalah tokoh masyrakat, pemuka agama kondang, influenser atau kalangan artis. Ada kalanya masyarakat terkadang menginginkan seorang tokoh untuk menjabat dikarenakan dikenal luas semisal faktor sikap ketengan dalam mengambil keputusan serta penyampaian informasi dengan bahasa yang mengena kepada semua orang.

 

Belakangan banyak yang keras berkomentar keras di publik, terkait menteri yang jauh dari kualifikasi latar belakang pendidikannya, padahal seperti yang saya sebutkan diatas, faktor latar pendidikan tidak berpengaruh besar dalam sebuah jabatan, dimana tiga faktor tadilah yang paling berpengaruh. Sehingga disini penulis inginn menyampaikan bahwa kepemimpinanlah yang paling berpengaruh dengan bukti kita sudah memimpin sebuah organisasi atau perusahaan, makan mulailah berdikari dengan berhimpun dan beroraganisasi, agar kita tahu sejauh mana kemajuan sifat kepemimpinan kita

 

No comments:

Post a Comment