Saturday, February 13, 2021

FUTSAL TWISTER MAN PAMEKASAN


Teringat dimasa sekolah ketika sering bermain futsal sejak kelas 10 dan kemudian di kelas 11 mulai menemukan teman-teman yang jauh lebih ahli dalam bermain futsal membuatku juga bertambah skill saat bermain bersama. Sampai akhirnya tim futsal kelas kita menjadi tim terkuat kedua setelah kelas IPS. Hal ini menjadi luar biasa ketika ada persepsi bahwa dulu anak IPA itu cupu selain itu juga pendiam dibanding anak IPS yang terkenal diisi anak-anak nakal. Tentu semua persepsi itu mulai memudar di masa sekarang, dimana kelas IPS juga menjadi kelas unggulan karena banyaknya jurusan yang menjadi favorit di universitas. Sedangkan dulu kelas IPS hanyalah kelas buangan dan kumpulan anak laki-laki dibanding siswa perempuan. Hal ini hampir menjadi stigma di semua sekolah di kota saya, dan juga di indonesia kala itu

            Seringnya sparing dengan kelas-kelas lain, juga akhirnya menemukan tim inti di kelas, ya karena laki-laki dikelas saya sedikit dan tidak semuanya senang futsal bahkan main pun jarang. Kala itu sudah lengkap 5 orang, yaitu Rizal,indra,dimas,nurul, dan terakhir saya. Sebenarnya saya juga ga jago-jago amat, namun dibanding sisa siswa laki-laki dikelas saya, Cuma saya seorang yang paling konsisten dalam bermain futsal. Lalu posisi saya sendiri sudah jelas paling depan sendiri atau striker, sedangkan indra dan dimas adalah playmaker yang mengatur serangan dan aliran bola dari belakang sampai ke depan, posisi inilah yang pakling penting, skill mereka juga yang paling jago, nurul menjaga di kedalaman dan Rizal kiper yang tidak pernah tergantikan, kenapa dibilang seperti ya karena ketika saat ingin bermain futsal karena rizal tidak bisa ikut akhirnya tidak jadi main, karena tidak ada lagi yang bisa jadi kiper sebagus rizal

            Kegiatan yang kami tunggu-tunggu akhirnya diadakan setelah beberapa kali gagal, yaitu futsal antar kelas. Tentunya tidak muluk-muluk target kami yaitu bisa masuk sampai final, sudah jelas tim terkuat ada di IPS. Bayangkan saja tim futsal sekolah kita semuanya diisi oleh anak IPS yang menjadi juara kedua tingkat kota. Kita realistis saja. Tanpa disangka-sangka dalam babak penyisihan kami melibas semua tim yang berhadapan dengan kami dengan banyak gol. Saya sendiri yang hanya bertugas berdiri di depan dan menerima bola bisa banyak mencetak gol, sampai saya sendiri  ga habis pikir bisa mencetak banyak gol, ternyata memang karena kepiawaian nurul, indra, dan dimas dalam mengolah permainan, sedangkan saya hanya menerima bola dan menendang sekuat mungkin ke gawang lawan, tentunya akurasinya juga alhamsulilah baik.

Kegiatan olahraga yang paling penting adalah bisa mengontrol emosi sehingga semuanya bisa sesuai rencana yang kita siapkan. Mata kuliah olahraga dikampus saya dulu, menurut dosen saya ketika kita bergerak dengan intensif tinggi, pasokan oksigen dalam tubuh yang mengarah pada otak sedikit, sehingga terkadang saat berolahraga kita tidak bisa berfikir jernih dan mudah terbawa emosi, suplai oksigen ke otak kita juga menurun karena tubuh lain juga memerlukan pasokan oksigen yang banyak. Saya sendiri bukan jurusan olahraga namun kala itu ada mata kuliah olahraga. Pernah suatu ketika saat saya tinggal mendorong bola saja ke gawang yang bebas malah tidak terjadi goal, karena saya terbawa emosi dan menendang bola sekuat tenaga sehingga bola hasil tendangan saya mengangkasa tinggi sekali, saat itu dalam posisi menang besar, alangkah menyesalnya saya padahal punya kesempatan menambah punid-pundi goal. Saya diingatkan oleh indra agar tidak terbawa emosi

            Sampailah tim futsal kelas kita di babak semifinal dala kegiatan tengah semester, dan tim yang akan kita hadapi adalah tim terkuat dari kelas IPS, sedangkan semifinal lainnya juga mempertemukan tim IPA dan tim IPS. Artinya kemungkinan besar di final bisa bertemu antara kelas IPA dan IPA atau kelas IPS dan kelas IPS, atau kelas IPS dan kelas IPA. Pertandingan semifinal pertama antara IPA 3 dankelas IPS 1, tentu saya berharap kelas IPA 3 yang menang yang diisi oleh teman asrama saya sendiri, sayangnya pertandingan berlangsung cepat dan dimenangkan tim IPS. Pertandingan kami akhirnya dimulai dengan nuansa kostum yang sama. Kita nuansa biru putih dan tim IPS juga nuansa biru putih, karena sebelumnya tidak ada ketentuan terkait kostum. Semua juga tahu bahwa pertandingan ini ibarat final yang terlalu pagi. Berdasar penyisihan grup kita sama-sama superior dalam mengalahkan lawan, yaitu dengan banyak gol.

Pertandingan dimulai dengan kondisi yang tidak terlalu bagus, dimas juga kakinya belum sembuh total dan masih merasakan nyeri dikakinya dengan banyak balutan. Pertandingan berjalan seru tidak ada gol yang tercipta. Tim IPS tahu siapa yang harus diperhatikan yaitu dimas dan indra. Pengawalan ketat dan akhirnya tidak banyak aliran bola yang sama terima, bahkan hampir separuh babak saya tidak memegang bola, perputaran bola hanya berkutat ditengah saja, dan sesekali mengancam gawang kita nurul bekerja sangat keras dibelakang. Sampai waktu akhir babak kedua masih skor kacamata, di menit akhir saya memperoleh kesempatan emas, ketika semuanya menjaga dimas yang dijaga dua orang dan indra juga dikawal ketat, namun indra berhasil mengoper bola ke saya yang tinggal berhadapan dengan kiper lawan, namun saat menerima bola, bukannya saya tendang dan arahkan ke gawang namun saya passing ke tempat kosong dengan harapan indra berada disana, mungkin saking gugupnya dan jarang memegang bola, saya tidak bisa memaksimalkan peluang emas padahal sudah tahu sayalah yang paling depan dan bola datang dari belakang, saya sangat kecewa terhadap diri saya apalagi juga disauti omongan provokasi dari kiper lawan.

Batas dimas sudah maksimal dan sudah tidak bisa melanjutkan pertandingan, akhirnya digantikan oleh roni yang diposisikan sebagai bek, entah kenapa saya juga tidak melihat kesalahan roni, ternyata malah dapat kartu merah, akhirnya kami bermain dengan 4 orang melawan 5 orang, selepas itu roni juga terlmbat masuk kembali, seperti yang kita ketahui dalam futsal ketika salah satu pemain mendapat kartu merah maka bisa diisi kembali sebanyak 5 orang, berbeda dengan sepakbola, futsal jika kekurangan satu pemain saja sudah sangat berdampak pada tim. Permainan dilanjutkan babak tambahan waktu dan akhirnya kami kebobolan. Dan kami kalah

            Saking sedihnya kami sampai lupa kalau masih akan bertanding lagi memperebutkan juara tiga dengan kelas IPA 3. Pertandingan bisa kami menangkan tentu ini sebagai penghibur bagi kami yang dari awal menargetkan masuk final. Pertandingan final juga berlangsung cepat dan sepi . hadiah juara tiga dibawa untuk tiket masuk berennang teman-teman, walaupun saat itu saya tidak ikut

             

No comments:

Post a Comment