Namanya hubungan anak muda pasti banyak dinamika yang terjadi, senang ataupun kisah sedih. Kita mengenal istilah cinta monyet, yaitu cinta cintaannya anak sekolah, hanya sekadar hubungan anak kecil namun banyak pula yang bertahan sampai menjadi pasangan suami istri. Banyak hal yang terjadi pula di masa cinta monyet, termasuk selingkuh. Selingkuh yang pertama kalinya saat saya sekolah MAN dan dia adik tingkat yang masih MTS, saat itu cara saya berbohong adalah menggunakan dua akun sosial media, jadi tidak menggunakan cara maistream saat itu yaitu dengan menggunakan dua nomor yang hits pada zamannya, dan itupun bertahan tidak begitu lama, karena akun yang satunya ketahuan, ya jaman dulu ketika kita pacaran maka akan butuh pengakuan di akun sosial media, misalnya kita tulis namanya atau fitur-fitur lain media soial seperti menautkan hubungan
Pacaran tidak hanya senang-senang saja
termasuk saat masa-masa pacaran saya, ego yang tinggi terutama diri saya
pribadi pasti tidak ingin kita kalah ataupun mengalah terhadap pasangan kita
semisal sedang bertengkar pasti saya tidak mau minta maaf duluan, hal seperti
ini mungkin banyak juga di alami orang lain dengan seusia saya. Setelah pengalaman
berselingkuh saya yang itu merupakan sebuah kesalahan pertama saya dan tidak
pernah saya ulangi lagi. Kesalahan yang kedua yaitu yang membuat aku merasakan
apa yang namanya patah hati yang sesungguhnya ketika selama dua hari nafsu
makan saya hilang, yang tak pernah terpikirkan sebelumnya dan saya selalu
bilang serta meyakinkan diri sendiri bahwasanya masalah seperti itu akan aku
bisa lalui dengan mudah, dan itulah patah hati pertama saya.
Kesalahan Kedua tadi, akhirnya saya bisa
belajar sesuatu bagaimana menyikapi rasa patah hati kala itu dengan lebih
banyak berpikir rasional dan mencari cara dengan banyak bergaul bersama yang
lain untuk melupakan, bahkan pernah pula saya membikin suatu selebaran di media
sosial saya dan menyuruh semua teman-teman saya untuk mendukungnya dengan cara
me “like” nya bahkan saya kirimi pesan satu-persatu. Katanya cara satu satunya menanggulangi
rasa sakit hati yaitu harus mencari penggantinya, namun sampai lulus sekolah
pun saya tidak menemukan penggantinya, entah itu karena sebuah alasan untuk
fokus mendaftar kuliah yang saya targetkan. Terlepas dari sebuah kejadian, hal
yang perlu kita lakukan tentunya belajar dari kesalahan, kesalahan yang saya
lakukan kala itu adalah menghilang beberapa hari agar dia mencari ku, , namun
setelah beberapa hari hal itu aku lakukan, aku cari dia, akan tetapi kini dia sudah benar-benar menghilang,
dia sudah memutuskan untuk bersama orang lain. Ternyata hal ini banyak terjadi
sampai sekarang dan seakan-akan menjadi sebuah sifat yang lumrah dikala pacaran
apalagi dalam diri cowok.
Kesalahan nomor kedua ternyata terulang, entah
kenapa ketika aku berbicara pada orang lain bisa sangat bijak namun ke pacar
sendiri berprilaku egois, mungkin arti memiliki membuat kita jadi sombong, ya
sama seperti yang nomor dua, beberapa hari aku menghilang agar mendapat
perhatian dan dia benar benar menghilang. Beberapa lama waktu berselang
kusadari bahwa aku telah melakukan kesalahan yang sama, dan aku ingat hal ini
untuk selanjutnya agar tidak terulang ketiga kalinya, dan saat itu hubungan
saya dengan dia hampir dua tahun lamanya pacaran. Butuh beberapa hari sampai
saya benar-benar bisa “move on” sama seperti kala kejadian dimasa sekolah dulu,
sempat tidak nafsu makan.
Ketika situasi sudah normal dan kita saling berkomunikasi
sebagai teman, aku minta maaf, karena selalu datang padanya saat keadaan dalam
capek sehingga aku sering marah-marah dan menjadi awal pertengkaran, padahal
mungkin yang dia harapkan adalah kebahagian ketika aku menemuinya, namun sayang
sekali, ketika aku sibuk dikampus dan malam hari bersamanya dalam keadaan capek
mood berubah menjadi sensitif, itu yang menjadi pembelajaran bagiku sejauh ini
tentang sikap yang kurang pantas kepadanya. Kini aku belajar untuk berkata
terus terang dikala marah tanpa perlu gengsi lagi, entah ini akan berhasil
dikala aku emosi namun setidaknya aku akan mengingat hal ini dan berusaha
sekuat tenaga untuk menahan ego. Terima kasih kepada semua mantanku sudah
membuat aku menjadi versi yang lebih baik
No comments:
Post a Comment