Tulisan ini mencerminkan tentang rasa keingintahuan yang besar sedangkan sudut pandang dalam penulisan ini adalah seorang mahasiswa baru yang berasal dari daerah kecil pedesaan yang ingin menuntut ilmu di tengah hiruk pikuk perkotaan. Ini penting agar kita memahami sudut pemikiran dalam tulisan ini
Benar kata orang-orang, kuliah tidak seperti sekolah,
mulai dari suasananya cara pembelajarannya bersosialisasinya dengan banyak
orang yang setiap hari memungkinan kita bertemu dengan orang baru sangat besar
dibanding saat sekolah karena memang dalam satu kampus bisa terdapat puluhan
ribu mahasiswa. Saat masa awal orientasi atau pengenalan budaya kampus yang
setiap kampus memiliki istilah sendiri. Memang sudah terlihat bagaimana kita dilatih
untuk survive dalam kuliah itulah tujuan sebenarnya masa orientasi atau
kita lebih umum mengenal dengan istilah “ospek” walaupun dengan cara dibentak
bentak, tugas yang tidak masuk akal dan mungkin juga dengan gemblengan fisik,
ya gemplengan fisik sebagian ada yang kelewatan sampai terjadi korban,
setidaknya itulah yang membuat masa orientasi banyak dibatasi sekarang, yang
sebenarnya yang dirugikan adalah pelaksanaan ospek yang sesuai prosedur dan
aman, ikut terkena imbasnya. Sehingga aturan-aturan lokal pun dibuat yang
semakin kesini semakin mengekang kreativitas mahasiswa, misalnya ospek kampus
atau biasanya ospek jurusan yang keluar kota dan di alam terbuka kini sudah
tidak di izinkan lagi, ah idak seru lagi rasanya ospek zaman sekarang pikir
saya, ulah salah satu oknum disalah satu kampus, tapi semua kampus yang terkena
aturan super ketat. Kembali dimasa ospek kampus, dimana kita diajari memprogram
sendiri mata kuliah yang kita inginkan, walaupun sekarang sudah ada sistem
paket yang mengharuskan kita untuk memprogram mata kuliah secara sistematis
namun kita masih bisa mengikuti mata kuliah tambahan jika kita mau, selain itu
kita juga mendapat pembekalan bahwa ketika menjadi mahasiswa kita sudah punya
beban yang harus ditanggung sendiri, kewajiban dan hak sebagai seorang
mahasiswa, tidak ada lagi pembagian raport yang harus dihadiri orang tua atau
wali, semua nilai kuliah adalah tanggung jawab pribadi masing-masing mahasiswa, yang nantinya harus
kita pertanggung jawabkan kepada orang tua yang telah membiayai kuliah kita
atau misal yang mendapat beasiswa agar mendapat nilai bagus yang merupakan
tuntutan dan syarat beasiswa.
Dalam masa orientai kampus biasanya
kita akan dibentuk kelompok-kelompok yang berbeda beda jurusan, tujuannya agar
kita punya teman beda jurusan atau nantinya kita harus bisa bersosialisasi
dengan banyak orang di kampus maka dari itu setelah ospek berakhir barulah
terasa, kalau saya tidak punya teman. Ya memang ada teman semasa sekolah SMP
dulu yang juga kuliah disini, ada juga teman satu sekolah SMA yang disini namun
berbeda fakultas sehingga jarang bertemu, hal inilah yang nantinya membuat saya
memiliki sebuah prinsip “ jika tidak ada teman yang bersama kita jadikanlah
yang bersama kita menjadi teman” saya jabarkan begini, banyak sekali saya
jumpai ketika ingin mengikuti sutau kegiatan tapi tidak jadi karena tidak ada
teman yang ikut, awalnya saya juga seperti itu namun saya berpikir sampai kapan
saya akan menunngu teman yang saya kenal sebelumnya, hingga sejalan dengan
pikiran kita untuk mengikuti kegiatan yang sama seperti saya. Maka dari sanalah
saya berpikiran bahwa kita bagaimanapun harus ikut tanpa menunggu teman, toh
nantinya kita malah dapat teman baru. Hal semacam itu yang masih banyak teman
teman pikirkan sehingga menghambat kita untuk berkembang. Suatu pemikiran
simpel namun mempunyai dampak besar bagi kita pribadi
No comments:
Post a Comment