Monday, September 7, 2020

ADAPTASI MAHASISWA

 

Tulisan ini mencerminkan tentang rasa keingintahuan yang besar sedangkan sudut pandang dalam penulisan ini adalah seorang mahasiswa baru yang berasal dari daerah kecil pedesaan yang ingin menuntut ilmu di tengah hiruk pikuk perkotaan. Ini penting agar kita memahami sudut pemikiran dalam tulisan ini

Benar kata orang-orang, kuliah tidak seperti sekolah, mulai dari suasananya cara pembelajarannya bersosialisasinya dengan banyak orang yang setiap hari memungkinan kita bertemu dengan orang baru sangat besar dibanding saat sekolah karena memang dalam satu kampus bisa terdapat puluhan ribu mahasiswa. Saat masa awal orientasi atau pengenalan budaya kampus yang setiap kampus memiliki istilah sendiri. Memang sudah terlihat bagaimana kita dilatih untuk survive dalam kuliah itulah tujuan sebenarnya masa orientasi atau kita lebih umum mengenal dengan istilah “ospek” walaupun dengan cara dibentak bentak, tugas yang tidak masuk akal dan mungkin juga dengan gemblengan fisik, ya gemplengan fisik sebagian ada yang kelewatan sampai terjadi korban, setidaknya itulah yang membuat masa orientasi banyak dibatasi sekarang, yang sebenarnya yang dirugikan adalah pelaksanaan ospek yang sesuai prosedur dan aman, ikut terkena imbasnya. Sehingga aturan-aturan lokal pun dibuat yang semakin kesini semakin mengekang kreativitas mahasiswa, misalnya ospek kampus atau biasanya ospek jurusan yang keluar kota dan di alam terbuka kini sudah tidak di izinkan lagi, ah idak seru lagi rasanya ospek zaman sekarang pikir saya, ulah salah satu oknum disalah satu kampus, tapi semua kampus yang terkena aturan super ketat. Kembali dimasa ospek kampus, dimana kita diajari memprogram sendiri mata kuliah yang kita inginkan, walaupun sekarang sudah ada sistem paket yang mengharuskan kita untuk memprogram mata kuliah secara sistematis namun kita masih bisa mengikuti mata kuliah tambahan jika kita mau, selain itu kita juga mendapat pembekalan bahwa ketika menjadi mahasiswa kita sudah punya beban yang harus ditanggung sendiri, kewajiban dan hak sebagai seorang mahasiswa, tidak ada lagi pembagian raport yang harus dihadiri orang tua atau wali, semua nilai kuliah adalah tanggung jawab pribadi  masing-masing mahasiswa, yang nantinya harus kita pertanggung jawabkan kepada orang tua yang telah membiayai kuliah kita atau misal yang mendapat beasiswa agar mendapat nilai bagus yang merupakan tuntutan dan syarat beasiswa.

            Dalam masa orientai kampus biasanya kita akan dibentuk kelompok-kelompok yang berbeda beda jurusan, tujuannya agar kita punya teman beda jurusan atau nantinya kita harus bisa bersosialisasi dengan banyak orang di kampus maka dari itu setelah ospek berakhir barulah terasa, kalau saya tidak punya teman. Ya memang ada teman semasa sekolah SMP dulu yang juga kuliah disini, ada juga teman satu sekolah SMA yang disini namun berbeda fakultas sehingga jarang bertemu, hal inilah yang nantinya membuat saya memiliki sebuah prinsip “ jika tidak ada teman yang bersama kita jadikanlah yang bersama kita menjadi teman” saya jabarkan begini, banyak sekali saya jumpai ketika ingin mengikuti sutau kegiatan tapi tidak jadi karena tidak ada teman yang ikut, awalnya saya juga seperti itu namun saya berpikir sampai kapan saya akan menunngu teman yang saya kenal sebelumnya, hingga sejalan dengan pikiran kita untuk mengikuti kegiatan yang sama seperti saya. Maka dari sanalah saya berpikiran bahwa kita bagaimanapun harus ikut tanpa menunggu teman, toh nantinya kita malah dapat teman baru. Hal semacam itu yang masih banyak teman teman pikirkan sehingga menghambat kita untuk berkembang. Suatu pemikiran simpel namun mempunyai dampak besar bagi kita pribadi

No comments:

Post a Comment