Saturday, September 5, 2020

Telat Kecanduan Game

 

        Sejak era digital, semakin mudahnya gadget dijangkau dalam artian smartphone canggih dengan harga murah membuat semua kalangan bisa menikmati sebuah teknologi yang turut mendorong perkembangan game online. Game paling populer dulu ialah Clash Of Clans, dimana game ini digandrungi oleh semua kalangan dan usia, sampai pada suatu ketika saat saya mengikuti sebuah seminar dan pelatihan, yang menjadi narasumber adalah seorang wartawan kala itu menceritakan bahwa teman kerjanya sesama wartawan sudah memainkan game itu sejak dirilis di IOS dan belum dapat diunduh di android. Koleganya tersebut sudah mencapai level tertinggi dari sebuah game, sementara peminat game tersebut sudah menurun. Menurunnya pemain dari game Clash Of Clans dikarenakan game tersebut memiliki suatu kelemahan yaitu Game Leveling, dimana kita akan kalah kepada lawan yang memiliki level lebih tinggi dikarenakan sudah terlebih dahulu memainkan game tersebut, hal tersebut memacu kita untuk melakukan pembelian item berbayar dalam game sehingga game ini masuk ke dalam kategori Pay To Win, artinya kita harus membayar untuk menang. Saya sendiri memainkan game ini agak telat dari teman saya yang lebih dulu, namun berdasar analisis saya game ini sudah mulai ditinggalkan khususnya oleh teman-teman saya di tahun kedua game ini dirilis, tentunya di karenakan Pay To Win tadi dan kurangnya inovasi.

            Game selanjutnya yang populer adalah Pokemon GO yang ramai di Amerika Serikat saat itu, lalu menular ke seluruh Dunia, namun apa yang cepat menjadi booming maka cepat pula hal itu lenyap, hal inilah yang terjadi pada Pokemon GO, dikarenakan untuk memainkan game ini memerlukan smartphone dengan spesifikasi tinggi sehingga ini menjadi kelemahan, saat itu dimana akses kepada perangkat canggih masih sangat mahal, akhirnya ini hilang tidak sampai satu tahun di lingkungan saya yang bermain Pokemon GO.

Tongkat estafet game populer selanjutnya ialah game tipe Multyplayer Online Battle Arena (MOBA) Mobile Legend Bang Bang yang dimainkan oleh teman saya waktu itu. Saya sendiri belum main game tersebut karena terhalang smartphone yang belum sampai pada spesifikasi minimum yang diminta, akhirnya saya mengusahakan dengan segala cara untuk bisa upgrade smartphone saya. Akhirnya saya bermain dimana game mobile legend sudah memasuki season ketiga, saat itu game ini tidak membutuhkan gadget dengan kelas hight end, seperti pada pokemon GO dijamannya, karena perbandingan smartphone dulu, spesifikasi middle end masih sangat mahal

Game terakhir yaitu bertipe Multyplayer Online Bettleground, dimana game yang paling populer saat ini di dunia adalah PUBG Mobile, kemudian game sejenis bertebaran di Dunia maya. Perbedaannya dari game ini adalah tidak menggeser game MOBA seperti apa yang terjadi pada peristiwa sebelumnya. Seperti sebuah game yang saling melengkapi, tatkala sedang jenuh dengan game MOBA lalu pindah ke game dengan tipe berbeda dan berlaku pula sebaliknuya. Hampir di semua smartphone anak milenial, dua game ini Mobile legend dan PUBG Mobile bisa kita temukan. Selain itu kesadaran akan sebuah pertumbuhan dunia digital, game online turut menjadi salah satu penyumbang naiknya pertumbuhan ekonomi di dunia digital, sampai game online sekarang diakui sebagai cabang olahraga resmi yaitu e-sport, sekarang e-sport masih sebagai ajang pelengkap dalam perhelatan ajang olahraga antar negara, namun dalam beberapa tahun kedepan akan menjadi cabang olahraga resmi yang akan dimainkan. SEAGAMES adalah ajang pertama yang menganggap e-sport sebagai ajang resmi

Fenomema lain terjadi ketika sedang booming-boomingnya game yang sering dimainkan oleh saya dan kebanyakan orang yang suka game, ternyata ada sebagian lainnya yang menganggap saat itu, merupakan suatu hal yang membuang-buang waktu, menjadikan kita tidak produktif dan akan hilang ditelan waktu. Seakan tidak bisa lari dari dunia digital sebagian tadi yang menolak datangnya game malah belakangan ini juga bermain game tersebut, karena lingkungannya sedemikian rupa, banyak yang menggandrungi game akhirnya mulai mencoba juga. Suatu hal yang menurut saya terlambat, selain waste the time nya dan dari segi kemahiran dalam game. Terkadang kita terasa sulit menerima pembaharuan namun  jika kita benar-benar menutup diri pada pembaharuan kita akan telat bersaing dengan orang lain yang sudah lebih dulu. Kita tidak harus benar-benar menolak tentang apa yang sedang hype, setidaknya kita bisa tahu apa yang baru ditawarkan leh suatu produk baru, terlebih game bisa menjadi hiburan dikala perasaan gundah atau bagi saya jika sedang dihinggapi kebuntuan dalam menulis dan kegiatan berpikir lainnya, setidaknya game menjadi salah opsi solusi

No comments:

Post a Comment