Monday, September 7, 2020

PERSETERUAN KELAS KULIAH

 

Ada kisah menarik saat saya kuliah, dimana ini terjadi antara kelas saya, kelas pagi dan kelas siang yang masih satu program studi (prodi), ya kami ada dua kelas, biasa dinamakan kelas pagi dan siang, istilah kami untuk pembagian kelasnya. Kami yang punya mata kuliah Praktek Kerja Lapangan PKL ada semacam dua pilihan saat itu, yaitu menuju Jogja dan menuju Bali, teman-teman melihat dari sisi kesempatan, apakah jogja atau bali, setelah dipikirkan ke bali mungkin akan lebih susah dijangkau daripada ke jogja, dalam artian, jogja lebih mudah dijangkau dari pada ke bali, apalagi tentang tempat pariwisatanya, jogja masih satu pulau dengan kita di surabaya sehingga akses transportasi yang mudah dan cepat dibandingkan ke bali, sehingga teman-teman memilih ke bali.

Masalah muncul ketika isu terus menerus dibahas secara intens oleh dan mendapat pandangan yang berbeda dari kakak tingkat kami yang merasa ada suatu pengkondisian oleh dosen yang sekaligus ketua prodi hanya karena kepentingan pribadi, dan tahun lalu kakak tingkat kamilah yang merasakan sendiri. Dosen kami tersebut terus mengarahkan pada pilihan jogja, menceritakan tentang nilai tambah jogja. Kami sendiri sudah banyak mendengar dari kakak tingkat bahwa seharusnya prodi pendidikan Akuntansi (P.ak) sama dengan prodi lainnya yang juga ke bali sesuai jurusan kami yang masuk di jurusan pendidikan ekonomi, kenapa prodi kami beda sendiri dari empat prodi lainnya yang ada dalam satu jurusan. Usut punya usut kami diceritakan oleh kakak tingkat bahwa dosen kami memang lebih suka ke jogja dari pada kebali, seharusnya keinginan pribadi seperti itu jangan diterapkan pada kegiatan kampus, itulah yang terjadi pada angkatan 2012 yang harus ke jogja sedangkan 3 prodi lainnya kompak ke bali, kami juga diberi saran agar jangan mau kalau ke jogja cukup angkatan mereka yang mengalah, bali masih jauh lebih baik. Suatu hal saya ketahui dan memang benar bali memang jauh lebih bagus untuk pariwisatanya daripada jogja. Jogja bertipe tempat wisata sebagai tempat untuk mengenang sejarah dan kekhususan provinsi Jogjakarta. Pada saat saya ke jogja dengan teman organisasi kampus. Tidak ada hal yang spesial bagi saya pribadi kecuali bagian sejarahnya yang tidak terpisahkan dari jogja.

Perseteruan ini berlanjut dan menghasilan dua kubu, tidak hanya di mahasiswa namun sampai ke dosen-dosen pun demikian, ada dosen lain yang membela ke jogja karena punya kepentingan kepada ketua prodi. Kelas pagi lebih memilih di bali dan kelas siang memilih ke jogja. Suara kelas pagi tidak bulat karena dikelas pagi ada satu orang yang mendukung ke jogja, menurut kami ia dipengaruhi oleh pacarnya yang kelas siang, sampai-sampai kami membuat grup chat rahasia yang sebelumnya kami rapatkan dan semua kelas pagi dimasukkan kecuali dia seorang. Begitu juga kelas siang suaranya tidak bulat, ada 4 orang memilih bergabung pada kami dengan pilihan bali. Akhirnya kami putuskan dalam forum bersama, kami juga tahu bahwa ketika sebuah diskusi tidak mencapai kata sepakat maka akan diputuskan dalam voting. Kami sempat melakukan voting, dan hasilnya sebagian besar sudah tahu kalau dari kelas pagi ada 1 orang beda pendapat dan dari kelas siang 4 orang yang tidak sepaham, sudah jelas siapa yang akan menang, namun mereka menghianati hasil voting itu sendiri dan malah mengeluarkan pernyataan tidak logis dengan penuh emosi. Sebelum itu kami juga sempat dikumpulkan oleh dosen yang pro kelas siang dalam satu ruangan bersama kelas siang, kebetulan saat itu ada kelas besar (kuliah gabungan), kami dimarahi, ya kami tahu cara cara seperti ini, terutama bagi kita-kita yang aktivis, sudah kenyang akan cerita pengekangan dan sudah seharusnya kita lawan siapapun itu jika memperlakukan hal yang tidak adil. Tentu saja kami iya iyakan saja dan selesai disana kami tentunya mencari jalan lain. Perseteruan ini akhirnya sampai di telinga Dekan, yang tahu isu ini berhembus sejak tahun lalu namun masih ada pemaksaan kehendak. Entah sudah melakukan pertemuan antar dosen kami tidak tahu, tapi apa yang kami perjuangkan akhirnya di amini Dekan yang juga dosen Prodi kita, memutuskan untuk mengikuti suara terbanyak saja, jangan di arah arahkan ke lain lagi, apalagi prodi lainnya ke bali,. sedangkan itu dosen Prodi lain juga sependapat dengan kita, biar kompak katanya dan sadar kemauan mahasiswa. Akhirnya Kami Menang !. PKL ini juga erat dengan Dharmawisata makanya kami memperjuangkan haha, semua dosen juga tahu :D

No comments:

Post a Comment