Ada kisah menarik saat saya kuliah, dimana ini terjadi antara kelas saya, kelas pagi dan kelas siang yang masih satu program studi (prodi), ya kami ada dua kelas, biasa dinamakan kelas pagi dan siang, istilah kami untuk pembagian kelasnya. Kami yang punya mata kuliah Praktek Kerja Lapangan PKL ada semacam dua pilihan saat itu, yaitu menuju Jogja dan menuju Bali, teman-teman melihat dari sisi kesempatan, apakah jogja atau bali, setelah dipikirkan ke bali mungkin akan lebih susah dijangkau daripada ke jogja, dalam artian, jogja lebih mudah dijangkau dari pada ke bali, apalagi tentang tempat pariwisatanya, jogja masih satu pulau dengan kita di surabaya sehingga akses transportasi yang mudah dan cepat dibandingkan ke bali, sehingga teman-teman memilih ke bali.
Masalah muncul ketika isu terus menerus dibahas secara
intens oleh dan mendapat pandangan yang berbeda dari kakak tingkat kami yang
merasa ada suatu pengkondisian oleh dosen yang sekaligus ketua prodi hanya
karena kepentingan pribadi, dan tahun lalu kakak tingkat kamilah yang merasakan
sendiri. Dosen kami tersebut terus mengarahkan pada pilihan jogja, menceritakan
tentang nilai tambah jogja. Kami sendiri sudah banyak mendengar dari kakak
tingkat bahwa seharusnya prodi pendidikan Akuntansi (P.ak) sama dengan prodi
lainnya yang juga ke bali sesuai jurusan kami yang masuk di jurusan pendidikan
ekonomi, kenapa prodi kami beda sendiri dari empat prodi lainnya yang ada dalam
satu jurusan. Usut punya usut kami diceritakan oleh kakak tingkat bahwa dosen
kami memang lebih suka ke jogja dari pada kebali, seharusnya keinginan pribadi
seperti itu jangan diterapkan pada kegiatan kampus, itulah yang terjadi pada
angkatan 2012 yang harus ke jogja sedangkan 3 prodi lainnya kompak ke bali,
kami juga diberi saran agar jangan mau kalau ke jogja cukup angkatan mereka
yang mengalah, bali masih jauh lebih baik. Suatu hal saya ketahui dan memang
benar bali memang jauh lebih bagus untuk pariwisatanya daripada jogja. Jogja bertipe
tempat wisata sebagai tempat untuk mengenang sejarah dan kekhususan provinsi
Jogjakarta. Pada saat saya ke jogja dengan teman organisasi kampus. Tidak ada
hal yang spesial bagi saya pribadi kecuali bagian sejarahnya yang tidak
terpisahkan dari jogja.
Perseteruan ini berlanjut dan menghasilan dua kubu, tidak
hanya di mahasiswa namun sampai ke dosen-dosen pun demikian, ada dosen lain yang
membela ke jogja karena punya kepentingan kepada ketua prodi. Kelas pagi lebih
memilih di bali dan kelas siang memilih ke jogja. Suara kelas pagi tidak bulat karena
dikelas pagi ada satu orang yang mendukung ke jogja, menurut kami ia
dipengaruhi oleh pacarnya yang kelas siang, sampai-sampai kami membuat grup
chat rahasia yang sebelumnya kami rapatkan dan semua kelas pagi dimasukkan
kecuali dia seorang. Begitu juga kelas siang suaranya tidak bulat, ada 4 orang
memilih bergabung pada kami dengan pilihan bali. Akhirnya kami putuskan dalam
forum bersama, kami juga tahu bahwa ketika sebuah diskusi tidak mencapai kata
sepakat maka akan diputuskan dalam voting. Kami sempat melakukan voting, dan
hasilnya sebagian besar sudah tahu kalau dari kelas pagi ada 1 orang beda
pendapat dan dari kelas siang 4 orang yang tidak sepaham, sudah jelas siapa
yang akan menang, namun mereka menghianati hasil voting itu sendiri dan malah
mengeluarkan pernyataan tidak logis dengan penuh emosi. Sebelum itu kami juga
sempat dikumpulkan oleh dosen yang pro kelas siang dalam satu ruangan bersama
kelas siang, kebetulan saat itu ada kelas besar (kuliah gabungan), kami
dimarahi, ya kami tahu cara cara seperti ini, terutama bagi kita-kita yang aktivis,
sudah kenyang akan cerita pengekangan dan sudah seharusnya kita lawan siapapun
itu jika memperlakukan hal yang tidak adil. Tentu saja kami iya iyakan saja dan
selesai disana kami tentunya mencari jalan lain. Perseteruan ini akhirnya
sampai di telinga Dekan, yang tahu isu ini berhembus sejak tahun lalu namun
masih ada pemaksaan kehendak. Entah sudah melakukan pertemuan antar dosen kami
tidak tahu, tapi apa yang kami perjuangkan akhirnya di amini Dekan yang juga
dosen Prodi kita, memutuskan untuk mengikuti suara terbanyak saja, jangan di
arah arahkan ke lain lagi, apalagi prodi lainnya ke bali,. sedangkan itu dosen
Prodi lain juga sependapat dengan kita, biar kompak katanya dan sadar kemauan
mahasiswa. Akhirnya Kami Menang !. PKL ini juga erat dengan Dharmawisata
makanya kami memperjuangkan haha, semua dosen juga tahu :D
No comments:
Post a Comment